... tidak mudah terpengaruh ajakan gerakan yang mengatasnamakan Islam namun justru mendiskreditkan Islam... "

Jakarta (ANTARA News) - "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bentuk final yang disepakati bangsa Indonesia, sehingga tidak ada peluang bagi kelompok radikal untuk mendirikan negara Islam di Tanah Air," kata intelektual muda NU, Ahmad Baso.

"NKRI yang diperjuangkan para ulama dan pendiri bangsa Indonesia pada masa lalu adalah harga mati. Karena itu jangan coba-coba mengganggu," kata Baso dalam sarasehan Membumikan Islam Rahmatan Lilalamin Dalam Bingkai NKRI, di Jakarta, Kamis.

Sarasehan yang digelar Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) bersama Pusat Pengembangan dan Transformasi Masyarakat (Pesat), di Masjid Fathullah, UIN Syarif Hidayatullah, itu menghadirkan Baso, Wakil Ketua Lembaga Bahsul Masa'il PB NU, KH Arwani Faisal, pengajar UIN Ciputat, M Zaki Mubarok, dan Ahmad Millah Hasan, sebagai moderator.

Arwani mengatakan, keterbukaan Indonesia pascareformasi ditambah perkembangan teknologi informasi menyebabkan ideologi transnasional cepat masuk dan berkembang di Indonesia.

"Melalui media masa juga kita bisa menyaksikan apa yang terjadi di luar dengan cepat," katanya.

Sementara itu Mubarok mengungkapkan, kampus UIN sempat menjadi perbincangan publik nasional karena Masjid Fathullah UIN sempat dijadikan lokasi deklarasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), kelompok radikal asal Timur Tengah.

"Tapi saya tanya langsung ke orang yang ikut deklarasi, mereka ternyata banyak yang hanya ikut-ikutan. Makanya kita hati-hati, tak mau kecolongan lagi," katanya.

Usai sarasehan, acara dilanjutkan dengan deklarasi penolakan terhadap ideologi, pemahaman, dan gerakan keagamaan bernuansa radikal yang bertentangan dengan dasar negara Pancasila dan Islam yang rahmatan lilalamin.

"Kami tegas menolak pengembangan paham ISIS di Indonesia," kata Ketua Umum PP FKDMI Ibrohim Ahmas Faqih,

"Kami mengajak umat Islam waspada dan tidak mudah terpengaruh ajakan gerakan yang mengatasnamakan Islam namun justru mendiskreditkan Islam. Mari kita mulai mengamankan keluarga kita masing-masing," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014