Umar salah seorang petugas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) tempat berhentian tol Cileunyi kepada wartawan, Kamis, mengatakan, SPBU di jalan tol Cipularang sepi pembeli, hal itu diperkirakan larangan penjualan premium dan solar bersubsidi.
Biasanya antrean pembeli mengular hingga pintu masuk dua, kata dia, kini lengang karena mereka membeli premium dan solar bersubsidi sebelum masuk jalan tol.
Dikatakannya, mulai kerja sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB hanya melayani sekitar 20 pembeli, biasanya mencapai ratusan kendaraan yang mengisi premium dan solar.
Sementara itu Johan petugas SPBU lain mengaku, biasanya ratusan kendaraan antre di rest area Cileunyi untuk mengisi premium dan solar, kini sepi pembeli.
Sebelum ada larangan biasanya terjual sekitar 70 ton BBM yakni premium dan solar bersubsidi, kata dia, kini penjualan solar dex dan pertamax sepi pembeli.
Haryono salah seorang penguna jalan tol di Cileunyi menuturkan, terpaksa mengisi sebelum masuk tol Cipularang, karena tidak tersedia premium, gunakan pertamax belum terjangkau harganya cukup tinggi untuk ukuran mobil tua.
Premium masih dijual kisaran Rp6500 per liter, kata dia, sedangkan pertamax bisa mencapai Rp10.500 per liter, jelas memberatkan bagi kendaraan tahun 1990. Butuh sosialisasi sehingga pelanggan memahaminya.
(KR-EJS/Y003)
Pewarta: Enjang Solihin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014