Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 39 poin menjadi Rp11.654 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.693 per dolar AS.
"Laju rupiah kembali bergerak naik seiring dengan menguatnya beberapa mata uang emerging market terhadap dolar AS," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian, lanjut dia, melemahnya mata uang euro setelah pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa yang masih melambat dapat menahan penguatan rupiah lebih tinggi.
"Ekonomi Eropa masih berjuang untuk terlepas dari perlambatan ekonominya, kondisi itu dapat berimbas negatif bagi rupiah" katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan ekspektasi pelaku pasar uang terhadap kebijakan ekonomi Indonesia masih positif sehingga menopang mata uang rupiah.
"Pelaku pasar uang hari ini (Kamis, 14/8) sedang memantau arah kebijakan Bank Indonesia (BI). Ekspektasinya masih positif," katanya.
Menurut dia, pelaku pasar uang mengharapkan BI rate tetap dipertahankan di level 7,5 persen. Level BI rate itu dinilai masih dapat menjaga kestabilan perekonomian domestik.
"Meski perekonomian Indonesia melambat, namun Indonesia diperkirakan masih dapat menahan tantangan ke depannya seperti rencana kenaikan suku bunga AS (Fed rate) dan konflik geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014