Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim mengatakan kemasan produk ramah lingkungan masih menjadi tantangan bagi produksi industri kecil dan menengah (IKM).

"Ekonomi hijau atau ekonomi berkelanjutan ini terus kita dorong akan tetapi yang masih menjadi tugas besar dan tantangan bersama mengenai kemasan produk ramah lingkungan," ujar dia saat melakukan kunjungan kerja spesifik di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan pengemasan produk IKM masih banyak yang menggunakan bahan belum ramah terhadap lingkungan, sehingga perlu dicari solusi melalui inovasi kemasan ramah lingkungan dengan biaya yang terjangkau.

"Tetapi memang tantangan soal kemasan ini tidak hanya menjadi tantangan industri kecil menengah akan tetapi seluruh produksi di Indonesia. Bila bicara kemasan ramah lingkungan sebenarnya ada alternatif bahan ramah lingkungan akan tetapi ini semua masih terbentur dengan biaya," ucap dia.

Baca juga: Ekoteknologi hibrida untuk industri hijau di Indonesia

Dia mendorong pemerintah daerah, kementerian terkait, serta pihak terkait dapat mencari solusi atas adanya tantangan tersebut.

"Ini harus kita pikirkan bersama, untuk menjaga lingkungan, meningkatkan produksi industri kecil menengah, dan bagi keberlangsungan kehidupan generasi selanjutnya," katanya.

Menurut dia, meski masih terdapat tantangan dalam penggunaan kemasan ramah lingkungan bagi produksi produk IKM, sebagian besar proses produksi telah menerapkan pola ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Kalau produksi relatif sudah ramah lingkungan, bahkan dari pemilihan bahan baku makanannya sudah tidak mengandung gluten, dan minyak sawit lagi. Ini jadi bukan hanya aman bagi lingkungan tapi industri kecil menengah telah berpikir membuat produk lebih ramah untuk kesehatan juga," ujarnya.

Dia mengingatkan pelaku IKM agar tidak lupa menerapkan pengelolaan limbah produksi dengan tepat untuk menjaga lingkungan sekitar rumah produksi.

"Jangan lupa pengolahan limbahnya juga, karena limbah produksi kalau tidak dikelola dengan baik akan berbahaya. Tapi sebenarnya kalau produksi yang bahannya dari produk pertanian ini aman karena tidak mengandung bahan kimia, akan tetapi memang ada beberapa industri kecil yang bahan mentahnya bukan dari pertanian itu yang harus diperbaiki pengelolaan limbahnya," ujar dia.

Baca juga: Pemkab Cirebon gandeng swasta perkuat industri batik ramah lingkungan
Baca juga: Gubernur Sulteng: Kawasan NEMIE jadi terobosan industri berkelanjutan
Baca juga: Pemprov Jateng: 4,7 persen industri gunakan energi baru terbarukan

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024