Indeks Dolar AS (DXY) yang berada dekat level 106,60 menunjukkan sentimen bullish terhadap dolar

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup merosot dipengaruhi oleh perkiraan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan memperlambat pemangkasan Fed Funds Rate (FFR).

Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah tergelincir 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.931 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.871 per dolar AS.

“Indeks Dolar AS (DXY) yang berada dekat level 106,60 menunjukkan sentimen bullish terhadap dolar, didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat pemangkasan suku bunga karena inflasi AS masih tinggi," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Taufan menuturkan kinerja mata uang rupiah melemah terpengaruh oleh penguatan dolar AS di pasar global.

Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven, juga menjadi katalis penguatan dolar AS, menekan mata uang negara berkembang seperti rupiah.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke level Rp15.942 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.858 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah di tengah memanasnya konflik Ukraina dan Rusia

Baca juga: Rupiah melemah setelah BI tahan suku bunga BI-Rate

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024