Damaskus (ANTARA) - Sedikitnya 36 orang tewas dan lebih dari 50 orang lainnya luka-luka akibat serangan rudal Israel yang menghantam sejumlah tempat di dalam dan sekitar wilayah Kota Palmyra, Suriah tengah, Rabu (20/11), menurut Kementerian Pertahanan Suriah.
"Sekitar pukul 13.30 siang ini, pasukan Israel melancarkan serangan udara dari arah al-Tanf, menyasar sejumlah bangunan di Kota Palmyra di gurun Suriah, yang menyebabkan 36 orang tewas dan lebih dari 50 orang lainnya luka-luka, serta memicu kerusakan material yang signifikan pada bangunan yang menjadi target dan area sekitarnya," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris sebelumnya melaporkan bahwa para korban tewas meliputi empat pejuang nonSuriah yang setia kepada Iran dan tujuh warga negara Suriah. Serangan itu juga menyebabkan puluhan orang lainnya luka-luka, termasuk sedikitnya tujuh warga sipil, yang salah satunya dalam kondisi kritis.
Menurut observatorium tersebut, pesawat Israel menyasar tiga lokasi terpisah di Palmyra, termasuk dua lokasi di daerah permukiman al-Jami'ah. Salah satu targetnya diketahui sebagai gudang senjata di dekat sebuah kawasan industri, yang dihuni oleh sejumlah keluarga pejuang berkewarganegaraan Irak dan beberapa negara lainnya yang didukung Iran.
Lokasi ketiga yang berada tak jauh dari gudang tersebut juga diserang. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap yang membubung dari arah Palmyra, di dekat situs-situs arkeologinya.
Observatorium itu menambahkan bahwa pesawat-pesawat tempur Israel terbang di atas Provinsi Daraa, Suriah selatan, sebelum menyerang Palmyra.
Palmyra, yang terletak di daerah pedesaan timur Provinsi Homs, terdiri dari kawasan permukiman dan situs arkeologi yang berasal dari periode Neolitikum.
Sejak awal 2024, Israel telah melancarkan 152 serangan ke berbagai lokasi di Suriah, menghancurkan 272 target seperti depot senjata, pusat komando, dan kendaraan militer, serta menewaskan 303 tentara dan pejuang propemerintah serta 62 warga sipil, menurut observatorium tersebut.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024