Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago menilai pemerintah perlu menghadirkan pengawasan yang ketat demi menyukseskan implementasi program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Irma saat dihubungi dari Jakarta, Kamis, menyampaikan pengawasan yang ketat itu dapat dilakukan, baik terhadap aspek anggaran program, kualitas gizi makanan yang diberikan, maupun kedisiplinan sumber daya manusia (SDM) yang menjalankan program tersebut.
"Tentu (diperlukan) kontrol yang ketat, baik terhadap anggaran, kualitas gizi, kedisiplinan SDM," kata dia.
Ia juga menyampaikan bahwa hal yang penting diperhatikan dalam implementasi program Makan Bergizi Gratis berupa kesiapan infrastruktur, seperti dapur yang memadai.
"Infrastrukturnya harus betul-betul siap dan memadai, seperti dapur dengan segala kebutuhannya. Kedua, SDM-nya harus berpengalaman dan profesional serta akuntabel," ujar dia.
Terkait dengan menu makanan, ia mengingatkan pemerintah juga sepatutnya memastikan ketersediaan bahan makanan untuk program tersebut.
Baca juga: Peneliti sarankan Program Makan Bergizi Gratis hindari mikroplastik
Program Makan Bergizi Gratis diketahui akan menyasar 82,9 juta jiwa. Badan Gizi Nasional telah menetapkan bahwa BUMDes dan koperasi menjadi pemasok bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis, lalu mereka juga akan membentuk Satuan Pelayanan Gizi.
Satuan itu akan menyebar ke seluruh desa dan kelurahan dengan skala pelayanan yakni 1 banding 3 ribu jiwa atau 1 Satuan Pelayanan Gizi melayani tiga ribu jiwa yang di dalamnya yang mencakup siswa dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA, ibu hamil dan menyusui, serta balita.
Program Makan Bergizi Gratis telah dikenalkan oleh Presiden Prabowo kepada dunia saat menghadiri sesi pertama KTT G20 di Brazil, Senin (18/11) waktu setempat.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan kelaparan dan kemiskinan bagi Indonesia adalah masalah yang nyata.
"Dalam kehidupan sehari-hari kami masih mempunyai persentase cukup besar penduduk di bawah garis kemiskinan, kami juga melihat 25 persen anak-anak kami kelaparan setiap hari,” katanya.
Dengan demikian, ia menghadirkan strategi berupa memberikan anggaran yang besar untuk sektor pendidikan karena dia meyakini pendidikan akan membawa Indonesia terbebas dari kemiskinan.
Selain itu, ia juga menyampaikan pemberian makanan gratis lewat program Makan Bergizi Gratis untuk anak-anak menjadi bagian vital pula dalam strategi menuntaskan masalah kemiskinan dan kelaparan.
Baca juga: Pengamat: Prabowo tunjukan keseriusan dalam program makan bergizi
Baca juga: Pakar sebut posyandu untuk makan bergizi gratis perlu manajemen matang
Baca juga: PPLH peringatkan potensi kontaminasi mikroplastik di jajanan anak
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024