Jakarta (ANTARA) - Studi terbaru yang dilakukan oleh Karolinska Institute di Swedia mengungkapkan bahwa obat kardiovaskular yang digunakan secara umum selama lebih dari lima tahun dapat dikaitkan dengan penurunan risiko demensia.
"Studi sebelumnya berfokus pada obat-obatan individual dan kelompok pasien tertentu, tetapi dalam studi ini, kami mengambil pendekatan yang lebih luas," kata penulis utama Alexandra Wennberg sebagaimana yang dilaporkan Medical Daily pada Rabu (20/11).
Studi yang menganalisis risiko demensia menggunakan data dari register nasional Swedia itu melibatkan sekitar 88.000 individu berusia di atas 70 tahun yang didiagnosis menderita demensia antara tahun 2011 dan 2016 dan 880.000 peserta kontrol.
Baca juga: Studi baru tunjukkan kaitan antara masalah tidur dan risiko demensia
Para peneliti memperoleh data tentang penggunaan obat kardiovaskular oleh para peserta dari Swedish Prescribed Drug Register.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi, obat penurun kolesterol, diuretik, dan obat pengencer darah dalam jangka panjang dikaitkan dengan risiko demensia antara empat dan 25 persen lebih rendah. Kombinasi obat-obatan tersebut memiliki efek perlindungan yang lebih kuat daripada jika digunakan sendiri," katanya.
Namun, para peneliti mencatat bahwa penggunaan obat antiplatelet untuk pencegahan stroke dapat dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya risiko perdarahan mikro di otak yang disebabkan oleh obat-obatan ini, yang dikaitkan dengan penurunan kognitif.
Baca juga: Gangguan tidur berkaitan dengan peningkatan risiko demensia
"Hubungan antara penggunaan obat kardiovaskular umum dan risiko demensia menunjukkan bahwa jalur ini dapat dieksplorasi untuk pengembangan pengobatan demensia meskipun penelitian di masa mendatang diperlukan. Sebaliknya, karena antiplatelet umum digunakan, penting untuk lebih memahami efek negatif jangka panjang pada hasil kognitif,” ujar dia.
Peneliti percaya bahwa temuan baru ini menambahkan bagian penting dari teka-teki untuk menemukan pengobatan baru untuk demensia. Selain itu, karena penelitian tersebut mengamati penurunan kognitif yang terkait dengan penggunaan antiplatelet, hal itu menyoroti perlunya mempertimbangkan potensi efek kognitif jangka panjangnya saat meresepkan obat-obatan ini.
"Saat ini kami tidak memiliki obat untuk demensia, jadi penting untuk menemukan tindakan pencegahan," kata Wennberg.
Baca juga: Berbagi tugas perlu dilakukan untuk merawat orang dengan demensia
Baca juga: Kafe ramah demensia bantu warga lansia terhubung dengan masyarakat
Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024