Doha (ANTARA News) - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Jumat, sepakat mengurangi kuota produksinya sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) untuk mengatasi penurunan harga, penurunan kuota pertama sejak dua tahun lalu. Pemangkasan produksi yang akan berlaku efektif bulan depan, akan mengurangi tingkat produksi aktual OPEC sebesar 27,5 juta bph menjadi 26,3 juta bph mulai November 2006. OPEC akan memutuskan berapa kuota masing-masing anggotanya pada akhir bulan ini, demikian Kyodo melaporkan. Namun mengingat para pelaku pasar sudah memperhitungkan faktor penurunan produksi OPEC sejak informasi tersebut masih menjadi pembicaraan informal, maka pemangkasan produksi hanya berdampak kecil bagi pasar. Pada konferensi pers sehari sebelumnya, Presiden OPEC Edmund Daukoru menyatakan, organisasinya akan memangkas produksi sejalan dengan hilangnya keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan, dengan menekankan validitas pada kebijakan. Harga minyak mentah berjangka di Amerika Serikat (AS) mencapai puncaknya pada bulan Juli sebesar 78 dolar per barel dan terus turun setelah pemerintah AS merevisi penurunan proyeksi permintaan untuk 2007 dan faktor lainnya. OPEC telah melakukan pembicaraan informal untuk mensosialisasikan rencana pemotongan produksi. Keputusan OPEC menurunkan kuota produksinya diambil dalam pertemuan darurat di ibukota Qatar, Doha. "Para menteri OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi dari sekitar 27,5 juta bph saat ini menjadi 26,3 juta bph, efektif 1 November," kata juru bicara OPEC, Omar Farouk Ibrahim membacakan pernyataan resmi OPEC, dalam jumpa pers di Doha. Para anggota OPEC menjelang pertemuan telah setuju bahwa kartel akan melakukan penurunan produksi hanya satu juta bph dalam upaya mengangkat harga minyak, yang jatuh lebih dari 25 persen sejak Agustus 2006. "Para kepala delegasi mencatat bahwa pasokan minyak saat ini sudah melebihi kebutuhan, dimana di atas tigkat rata-rata stok minyak negara-negara maju dan kondisi kelebihan pasokan itu secara fundamental telah membuat ketidakstabilan pasar," bunyi pernyataan OPEC. Negara-negara maju termasuk ekonomi terbesar dunia yaitu negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, Jepang dan Kanada.nada. Kartel memeutuskan untuk mengurangi produksi saat ini dimana di bawah kuota resminya sebesar 28 juta bph. Kuota tersebut bertahan sejak Juli 2005. Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA), Mohammad bin Dhaen al-Hamli kepada pers menyatakan, ke-10 negara anggota OPEC akan menurunkan produksinya. OPEC sebenarnya mempunyai 11 anggota, tetapi Irak tidak dimasukkan dalam sistem kuota produksi OPEc menyusul invasi AS pada Maret 2003 ke negara itu. Ia tidak membantah, soal penurunan produksi akan dibahas lagi dalam pertemuan OPEC berikutnya di Abuja, Nigeria, bulan depan. Menteri Perminyakan Libia, Shokri Ghanem, Kamis, menyatakan bahwa rencana OPEC memangkas produksi sebesar satu juta barel per hari (bph) sudah cukup untuk menyeimbangkan kembali pasar. "Saya pikir satu juta (bph) akan berjalan...Jika kami mengurangi satu juta sudah cukup untuk menyeimbangkan kembali pasar," kata Ghanem kepada pers setelah tiba di Doha menjelang konferensi darurat oleh para menteri OPEC. Para menteri dari 11 anggota kartel dijadwalkan mengurangi produksi dalam upaya menstabilkan kembali harga minyak yang sempat turun selama dua bulan terakhir. Ghanem juga menyatakan negaranya mendukung pemotongan dari "produksi saat ini" dimana sudah lebih rendah 500 ribu bph dari kuota 28 juta bph. Ditanya mengenai berapa harga yang cukup baik bagi OPEC, menteri Ghanem menyatakan, harga yang mampu menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Ghanem menyatakan, Libia siap untuk mengurangi produksinya sejalan dengan apapun keputusan OPEC. "Kami akan jalan sesuai dengan berapapun penurunan yang disepakati baik itu 60.000, 70.000 atau 50.000," katanya. Pertemuan OPEC akan membahas rincian dari rencana penurunan termasuk besarnya sumbangan pemotongan dari masing-masing anggota kartel, kecuali Irak yang tidak masuk dalam sistem kuota. (*)

Copyright © ANTARA 2006