Kenduri Desa Damai

Upaya mendayagunakan dan menguatkan kearifan lokal dalam pencegahan radikalisme juga dilakukan FKPT DIY dengan menggelar kegiatan Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (Kenduri) Desa Damai di Kabupaten Bantul, DIY.

Kegiatan ini dilakukan mengingat pentingnya aspek pencegahan yang bersifat lunak dalam upaya mewaspadai berkembangnya radikalisme yang membajak kepercayaan tertentu di masyarakat.

Pendekatan lunak dalam pencegahan radikalisme dan terorisme itu termasuk dalam strategi penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Sekretaris FKPT DIY Dewo Isnu Broto menekankan penguatan nilai-nilai toleransi dan tradisi pada suatu daerah merupakan langkah yang efektif dalam pencegahan radikalisme.

Kegiatan Kenduri Desa Damai dalam pencegahan radikalisme merupakan usaha bersama untuk mewaspadai paham radikal dalam rangka merawat perdamaian, toleransi, dan kebhinnekaan Indonesia.

Kegiatan yang diikuti peserta dari aparatur desa dan perwakilan elemen masyarakat ini dapat memberikan pemahaman kepada berbagai elemen masyarakat dan aparatur desa mengenai pentingnya kearifan lokal dalam upaya pencegahan radikalisme.

Selain itu, juga memberikan gambaran jelas kepada berbagai elemen masyarakat dan aparatur desa mengenai radikalisme di Indonesia, yang meliputi ancaman, kerawanan, hingga perkembangannya sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam pencegahan.

Kegiatan tersebut juga memberikan bekal kepada aparatur desa dan elemen masyarakat untuk melawan radikalisme melalui kearifan lokal.

Pemberian wawasan dan pemahaman kepada aparatur desa dan elemen masyarakat mengenai kearifan lokal penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta memberikan dasar pokok pikiran bagi pengembangan karakter aparatur desa dan elemen masyarakat untuk mencintai tanah air dan bangsanya guna mencegah dan menangkal radikalisme.


Smart Bangsaku

Kegiatan berbasis kearifan lokal untuk mendorong masyarakat ikut berpartisipasi dalam pencegahan terhadap potensi berkembangnya radikalisme di DIY juga dilakukan dengan menggelar "Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku" di pondok pesantren.

Dewo Isnu Broto mengungkapkan tujuan dari kegiatan itu adalah menjaga NKRI dengan mengembangkan nilai-nilai toleransi dan gotong royong sebagai upaya meredam bersemai dan tumbuhnya radikalisme.

Pengembangan nilai-nilai toleransi dan gotong royong untuk mencegah radikalisme dilakukan melalui kegiatan pengajian maupun kegiatan lain di lingkungan pondok pesantren yang melibatkan masyarakat sekitar.

FKPT DIY bersama BNPT juga menyebarluaskan upaya pencegahan radikalisme melalui media sosial. Hal ini dilakukan karena kelompok beraliran radikal kini menggunakan media sosial untuk propaganda dan merekrut anggota baru.

"Sekarang media sosial menguasai kehidupan masyarakat sehingga anak-anak, remaja, hingga dewasa selalu membuka media sosial. Oleh karena itu, FKPT DIY dan BNPT juga menyebarluaskan pencegahan radikalisme melalui media sosial untuk mengantisipasi kelompok beraliran radikal yang menggunakan media sosial untuk propaganda," kata Dewo Isnu Broto.

FKPT DIY dan BNPT juga mengintensifkan pencegahan radikalisme terorisme kepada lembaga pendidikan, keagamaan, dan kepemudaan di Kabupaten Kulon Progo, DIY, melalui Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama atau Gembira Beragama.

Dewo Isnu Broto mengatakan hasil riset BNPT 2023 menunjukkan pergerakan penyebaran radikalisme terorisme dengan berbungkus pemahaman keagamaan merambah kelompok perempuan, anak, dan remaja atau Generasi Z melalui berbagai modus, baik secara daring maupun langsung di masyarakat.

Gerakan radikalisme terorisme bahkan ditengarai juga masuk ranah politik, dengan mengubah strategi dari pendekatan kekuatan menjadi pendekatan lembut. Dari strategi bullet jadi ballot strategy atau dari peluru ke sosial. Hal ini perlu dicegah dengan program Gembira Beragama.

Gembira Beragama menjadi upaya pencegahan radikalisme dan terorisme dengan mengajak anak-anak muda lintas iman di wilayah Kabupaten Kulonprogo berdialog dan menyampaikan pengalaman yang dialami.

"Kita harus menguatkan kerangka berpikir. Radikalisme terorisme adalah kejahatan luar biasa. Kejahatan serius yang menyasar skala nasional hingga global. Pelibatan masyarakat, terus kita gelorakan dan kuatkan dalam pencegahan radikalisme terorisme," kata Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kol Sus Harianto

Pemerintah membutuhkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam mencegah dan menangkal paham radikal, antara lain, melalui pendekatan berbasis kearifan lokal.

Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024