Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap berharap sidang itsbat yang digelar pemerintah cq Departemen Agama (Depag) pada Minggu (22/10) mendatang bisa menghasilkan keputusan penetapan 1 Syawal 1427 H yang sama.
"Kita berharap sidang itsbat nantinya dapat menghasilkan keputusan penetapan 1 Syawal yang sama," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi yang dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Kamis malam.
Hasyim mengatakan apabila memang nantinya da perbedaan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1427 H, PBNU berharap semua pihak dapat saling menghargai perbedaan tersebut.
Sementara itu Ketua Umum PP Muhamadiyah, Din Syamsuddin mengatakan pemerintah idealnya tak perlu menetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri sebagaimana yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi cukup menetapkan hari libur Idul Fitri, karena masih kuatnya perbedaan yang berkembang di kalangan umat Islam tentang penetapan 1 Syawal itu.
Imbauan tersebut, menurut Din Syamsudin, didasari pertimbangan masih kuatnya perbedaan yang berkembang di kalangan umat Islam (NU dan Muhammadiyah, red).
Mengenai hal tersebut, Hasyim berpendapat keterlibatan pemerintah dalam penetapan 1 Syawal tetap harus ada karena dalam konteks itu pemerintah bertindak selaku hakim.
Sebelumnya, PBNU belum mengumumkan jatuhnya 1 Syawal 1427 H atau Hari Raya Idul Fitri 2006 karena masih harus menunggu hasil pengamatan terhadap posisi bulan yang baru akan dilakukan pada 22 Oktober mendatang.
Ketua Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama KH Ghozali Masroeri, di Jakarta, Selasa, menyatakan, NU bisa saja menentukan jatuhnya 1 Syawal dengan menggunakan metode penghitungan (hisab), namun jika selama ini NU bersikukuh menentukan 1 Syawal melalui metode rukyat, hal itu dimaksudkan sebagai bentuk ibadah.
Dikatakannya, melihat bulan dengan mata kepala (ru`yatul hilal bil fi`li) untuk menentukan awal bulan Qomariyah atau Hijriah, khususnya awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW. Adapun hisab atau perhitungan menurut cara ilmu pengetahuan (astronomi) hanya berfungsi sebagai pembantu belaka.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1427 Hijriyah jatuh pada Senin, 23 Oktober 2006, berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006