Jakarta (ANTARA News) - Meski banyak mendapat kritikan atas pemilihan Jenderal (Purn) Hendropriyono sebagai penasihat tim transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Jokowi tetap tidak gentar.

Dia memiliki alasan tersendiri mengapa memilih mantan kepala badan intelijen negara tersebut, salah satunya adalah karena luasnya pengalaman Hendropriyono.

"Ya supaya menasihati, masalah intelijen, kita perlu tahu. Kita perlu ngerti," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selatan.

Jokowi menegaskan pilihannya jatuh kepada Hendropriyono tanpa rekomendasi siapa pun.

Selain Hendropriyono, Jokowi juga menunjuk penasihat dari berbagai kalangan termasuk tokoh agama, politik, dan militer.

Meski ada pihak menuding Hendropriyono melakukan pelanggaran HAM, Jokowi menolak untuk terjebak dalam hal yang masih bersifat dugaan.

"Ya tidak apa-apa kalau ada yang bilang begitu, semua orang bebas berikan pendapat tapi kan belum jelas masih diduga kalau diduga dijadikan isu kan kasihan," katanya.

Penunjukkan Hendropriyono mendapat kecaman dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Hendro disebut terlibat dalam dua kasus pelanggaran HAM yaitu Talangsari, Lampung dan pembunahan aktivis Munir. NnnnSent from my iPhone

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014