Jakarta (ANTARA) - VP System Planning & Management Telkomsat Suroso Yulianto mengatakan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan ketika adanya satelit yang jatuh di tanah Indonesia, perlu adanya simulasi guna mengedukasi masyarakat ketika hal tersebut benar-benar terjadi.
“Ketika kita menghadapi sesuatu yang seperti itu, berarti kita harus sering melakukan simulasi, kita harus berbuat sesuatu, tanggap darurat. Nah dengan kondisi-kondisi seperti itu, kita bisa terorganisasi dengan baik, bisa terlatih dengan baik,” kata Suroso Yulianto dalam diskusi kearsipan “Satelit Indonesia Konektivitas Tanpa Batas untuk Indonesia Maju” yang dilaksanakan secara daring, Rabu.
Untuk mencapai hal tersebut banyak hal yang harus dipersiapkan melalui jalinan kerja sama antarpihak baik di luar dan juga di dalam negeri. Menurut dia, hal tersebut sangat memungkinkan terjadi, karena di atas ruang angkasa Indonesia banyak satelit yang beredar.
Tidak hanya persiapan untuk mengantisipasi kejadian tersebut dengan berbagai persiapannya, Indonesia juga butuh ratifikasi yang nantinya dijadikan bahan panduan dalam menyusun regulasi, kebijakan serta peningkatan mutu infrastruktur yang ada di atas tanah Indonesia.
“Selain infrastruktur, kita juga perlu melakukan kerja sama teknis, tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi kita juga bisa bermitra dengan pihak lain, organisasi lain, dengan seperti itu kita bisa lebih smart dalam melakukan identifikasi tracking potensi yang akan terjadi,” ujar dia.
Dengan banyak melakukan kerja sama dengan pihak-pihak luar, Indonesia nantinya dapat mampu mengantisipasi dan juga mendapatkan pengalaman dari sebuah organisasi yang fokus terkait tentang hal tersebut.
Untuk diketahui bersama, Telekomunikasi Indonesia telah melaju sangat pesat melalui perjalanan yang juga luar biasa, dimulai dari langkah pertama yang visioner oleh para pemimpin sebelumnya.
Indonesia sudah sejak 1976 menjadi negara di ASEAN pertama yang memiliki perjalanan luar angkasa dengan meluncurkan satelit di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, yakni Satelit Palapa A1, yang dapat menghubungkan seluruh Nusantara, hingga inovasi terbaru di era digital saat ini.
Satelit tersebut diluncurkan dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan roket Delta 2914.
Satelit Palapa A1 ini merupakan satelit komunikasi pertama milik Indonesia sejalan dengan komitmen pemerintah pada saat itu.
Peluncuran satelit Palapa A1 menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia, karena menandai dimulainya era komunikasi satelit di tanah air.
Baca juga: Perlu rencana kontingensi hadapi potensi benda antariksa jatuh
Baca juga: Menkomdigi menilai SATRIA-1 bisa penuhi target layani 20.000 titik
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024