PR pertama saat ini adalah meningkatkan kualifikasi, kualitas dari SDM IPTEK Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Haryono mengatakan peningkatan kualitas dan kualifikasi dari sumber daya manusia (SDM) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Indonesia menjadi “pekerjaan rumah” (PR) pertama.
“PR pertama saat ini adalah meningkatkan kualifikasi, kualitas dari SDM IPTEK Indonesia,” katanya dalam seminar “Navigating Economic Stagflation Amidst Political and Global Shift” di Gedung BRIN Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ekosistem riset dan inovasi sangat dipengaruhi dari keberadaan SDM. Apabila SDM tidak kuat dan mumpuni, maka sebesar apapun anggaran riset yang dialokasikan tak mungkin mewujudkan hasil riset yang baik.
Bahkan, pihak swasta yang ingin berkolaborasi dalam riset dan inovasi takkan mau menginvestasikan anggaran karena tak yakin SDM mampu menghasilkan ouput sebanding dengan dana yang sudah diinvestasikan.
“(Faktor) pendanaan hanya 10 persen dari keberhasilan ekosistem riset dan inovasi. Faktor lain yang paling penting adalah SDM,” ujar Agus.
Saat akhir periode pemerintahan Presiden Republik Indonesia (RI) ke-7 Joko Widodo, Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 108 Tahun 2024 tentang Desain Besar Manajemen Talenta Nasional ditetapkan untuk menghasilkan tiga jenis talenta.
Pertama adalah talenta olahraga yang diharapkan nanti bisa menjadi pemenang dalam kejuaraan-kejuaraan olahraga di tingkat global.
Kedua yaitu talenta seni budaya yang bertujuan menghasilkan artis-artis berskala papan atas. “Setara dengan BTS atau artis-artis Korea gitu, tapi dari Indonesia yang akan menjadi ikon dunia,” ucap dia.
Terakhir yakni talenta riset dan inovasi yang diharapkan bisa menghasilkan ilmuwan peraih nobel dari Indonesia pada tahun 2045.
“Itu yang diharapkan dari Perpres DBMTN, atau Desain Besar Manajemen Talenta Nasional, yang diharapkan dari peningkatan SDM IPTEK ini,” ungkap Agus.
Baca juga: BRIN targetkan partisipasi swasta dalam riset 30 persen pada 2029
Baca juga: INASA-BRIN: Data geospasial Indonesia jadi tantangan mitigasi bencana
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024