Prediksi tersebut kelak akan menjadi dasar bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam merancang langkah mitigasi bencana yang lebih baik
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong negara untuk mengoptimalkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk dapat meningkatkan kemampuan mitigasi bencana di Indonesia.
Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito saat ditemui di Jakarta, Rabu, mengungkapkan di masa depan, teknologi AI yang dipadukan dengan data besar (big data) geospasial dapat diintegrasikan dan dianalisis secara komprehensif untuk menghasilkan simulasi kejadian bencana.
Baca juga: BRIN perkuat mitigasi bencana lewat lokakarya optimasi data geospasial
"Dengan AI, prediksi cuaca dan iklim akan lebih akurat, karena data real-time yang tersedia menjadi referensi utama program komputasi. Ini membantu kita memahami fenomena kebencanaan secara lebih mendekati kenyataan," kata Mego.
Mego menjelaskan penggunaan AI seperti ChatGPT memperkaya data besar dengan akses kapan pun dan di mana pun, termasuk di antaranya data geospasial yang berasal dari satelit penginderaan jauh (remote sensing).
Ia melanjutkan, data penginderaan jauh yang diperoleh dari berbagai sumber, termasuk satelit, akan dikombinasikan untuk membangun program simulasi yang dapat menghasilkan prediksi kebencanaan.
Mego menilai prediksi tersebut kelak akan menjadi dasar bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik dalam merancang langkah mitigasi bencana yang lebih baik.
Baca juga: BRIN jelaskan manfaat penggunaan teknologi terhadap praktik akuakultur
"Dengan kemampuan memprediksi kejadian, kita dapat mempersiapkan diri lebih matang, termasuk menyiapkan lokasi evakuasi dan mengantisipasi besaran risiko yang mungkin terjadi," ujarnya.
Menurut Mego, pemanfaatan AI dalam hal ini akan membantu manajemen risiko, sehingga pada akhirnya masyarakat bisa lebih terlindungi, serta dapat meminimalkan jumlah korban.
Di samping itu, teknologi ini juga membantu dalam mengidentifikasi wilayah yang akan terdampak lebih parah, sehingga persiapan yang lebih baik dapat dilakukan oleh pemerintah pusat, kementerian, lembaga terkait, pemerintah daerah, dan masyarakat.
"Data-data ini nantinya juga dapat diakses secara terbuka, sehingga masyarakat bisa turut memitigasi risiko yang mungkin muncul," tutur Mego Pinandito
Baca juga: BRIN resmi buka kegiatan ICSMech 2024 di Yogyakarta
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024