Peran strategis di ASEAN: Stabilitas dan integrasi

Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas kawasan. Pada 2023, Indonesia memimpin ASEAN dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth."

Tema ini mencerminkan visi Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia yang inklusif dan berkelanjutan.

Di bidang keamanan, Indonesia mendorong peningkatan kerja sama militer antarnegara ASEAN untuk menghadapi ancaman bersama.

Latihan militer bersama dan penguatan mekanisme keamanan maritim menjadi langkah konkret untuk memperkuat ketahanan kawasan.

Indonesia juga aktif dalam mendorong ekonomi hijau di ASEAN melalui inisiatif seperti pengembangan energi terbarukan dan perlindungan lingkungan.

Langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing kawasan tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang peduli terhadap keberlanjutan global.

Tantangan yang harus dijawab

Meskipun banyak kemajuan yang dicapai, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang memengaruhi citranya di mata dunia.

Korupsi, ketimpangan ekonomi, dan pelanggaran hak asasi manusia menjadi isu yang masih sering disorot oleh lembaga internasional.

Selain itu, ketegangan politik domestik yang kadang meletup menjelang pemilu dan pilkada juga menjadi perhatian dunia. Padahal, stabilitas politik yang rapuh dapat memengaruhi persepsi investor asing dan mitra internasional.

Oleh karena itu, konsistensi dalam reformasi politik dan hukum menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan dunia terhadap Indonesia.

Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi pemain global yang dihormati.

Dengan populasi besar, sumber daya alam yang melimpah, dan posisi strategis di persimpangan Asia dan Pasifik, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam memengaruhi tatanan dunia.

Kunci keberhasilan terletak pada kemampuan Indonesia untuk menjawab tantangan internal sambil memanfaatkan peluang di tingkat internasional.

Diplomasi yang aktif, reformasi hukum yang konsisten, dan komitmen pada keamanan inklusif adalah langkah-langkah yang harus terus diperkuat.

Dunia hari ini sedang memperhatikan Indonesia, dan momen ini tidak boleh disia-siakan. Sejumlah pemimpin besar dunia senyatanya sedemikian akrab dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Bahkan presiden terpilih AS, Donald J. Trump, sampai berpesan, bahwa Presiden Prabowo dapat menelepon Trump kapan saja Presiden RI itu mau.

Kedekatan yang hanya dapat diperoleh setelah bergaul dalam jangka waktu lama dan dalam konteks saling menjunjung kehormatan dan kedaulatan berbangsa dan bernegara tentunya.

Pun demikian dengan penunjukan Retno Marsudi sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres untuk Urusan Air pada 1 November 2024, juga memastikan Indonesia memiliki tempat bergengsi di pentas global.

Retno Marsudi merupakan orang Indonesia pertama yang ditunjuk sebagai utusan khusus Sekjen PBB. Dalam menjalankan amanahnya, Retno memperjuangkan masalah air menjadi agenda politik utama, baik di dalam maupun luar PBB, serta memobilisasi aksi dan sumber pendanaan guna menangani krisis air dunia dan mendorong pemenuhan target dunia terkait air.

Keberhasilan dalam memimpin ASEAN, berkontribusi di G20, dan mendukung isu global seperti perjuangan Palestina menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk menjadi bangsa yang diperhitungkan.

Namun, untuk menjadi model negara demokrasi yang sukses, Indonesia harus menunjukkan bahwa prinsip negara hukum, stabilitas politik, dan keamanan yang inklusif jangan hanya slogan, melainkan realitas yang diwujudkan dalam setiap kebijakan dan tindakan.

Editor: Achmad Zaenal M

Copyright © ANTARA 2024