Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) menggencarkan sosialisasi kepada orang tua dan calon pengantin terkait stunting atau gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi untuk menekan prevalensi kasusnya di daerah setempat.
"Orang tua balita sudah diberikan edukasi mengenai stunting melalui penyuluhan secara langsung terkait pencegahan tengkes mulai di posyandu, pos gizi, kelas ibu hamil, ibu balita dan lainnya," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dengan pemberian informasi secara langsung membuat para orang tua, calon orang tua hingga calon orang tua paham penyebab stunting hingga upaya pencegahan serta penanganannya.
Ia mengatakan bagi balita bermasalah gizi baik balita tidak naik berat badannya secara adekuat (weight faltering) dan balita berat badan kurang (under weight) diberikan pemberian makanan tambahan berupa pangan lokal selama 14 hari.
Kemudian, balita gizi kurang diberikan pemberian makanan tambahan selama 56 hari dan balita gizi buruk diberikan formula eternal ( F-100) berbasis tepung tempe selama 90 hari.
Baca juga: Cegah stunting, Jakpus bekali komunikasi antar pribadi para kader
"Upaya yang dilakukan untuk pemenuhan makanan bergizi bagi balita yaitu dengan kolaborasi para pihak baik pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat dan media," kata dia.
Selain itu, pemenuhan gizi bagi anak dapat berupa pemberian makan tinggi protein hewani yang diberikan oleh dana tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) di Jakarta Utara ataupun dengan membentuk pos gizi.
Sedangkan pencegahan terjadinya stunting, dimulai dari pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan pemeriksaan hemoglobin untuk memeriksa anemia kepada siswi kelas tujuh hingga kelas 10.
Selanjutnya, pada calon pengantin (catin) melakukan skrining kesehatan sebelum menikah. Untuk ibu hamil harus menjalani pemeriksaan kesehatan ibu dan janin atau antenatal care (ANC) sesuai standar minimal enam kali selama masa kehamilan.
Kemudian, ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) harus mendapatkan pemberian makanan tambahan selama 90 hari.
Baca juga: Tekan stunting, Jaksel edukasi orangtua tentang pola gizi seimbang
"Kami juga memberikan informasi penanganan stunting secara daring melalui media sosial Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, maupun RSUD hingga puskesmas di daerah setempat," kata dia.
Sebelumnya Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara menangani anak stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di wilayah tersebut yang jumlahnya mencapai 1.412 anak pada Agustus 2024.
"Target prevalensi stunting di Jakarta Utara pada 2025 sebesar 15,8 persen sesuai dengan pemuktahiran target prevalensi stunting nasional dan provinsi," kata dr Lysbeth.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024