Jakarta (ANTARA News) - Politisi PDIP Tjahjo Kumolo menilai adanya tiga kegagalan utama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam dua tahun kepemimpinannya, yakni gagal menurunkan angka kemiskinan, pengangguran dan tak sanggup mendatangkan investasi sehingga kabinetnya hanya layak mendapat nilai lima. "Menurut catatan kami, Presiden sudah mengelilingi 27 negara dalam kampanye investasi. Tapi hasilnya cuma sekedar memorandum of understanding. Rapornya semakin merah, karena gagal menurunkan jumlah orang miskin serta tak mampu menahan laju peningkatan orang menganggur," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo dalam dialog interaktif mengenai "Evaluasi Kinerja Kabinet SBY-JK dan Reshuffle Kabinet", di Jakarta, Kamis. Karenanya, Tjahjo Kumolo yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI itu mendesak Presiden dan Wakil Presiden memanfaatkan waktu dua tahun ke depan untuk memperbaiki kinerja kabinetnya. Tjahjo Kumolo yang tampil bersama pengamat politik CSIS, J Kristiadi dan anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, Sukartono Hadi Warsito itu lebih lanjut mengkritik penampilan sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu. "Banyak menteri telah kehilangan sensifitas kerakyatan. Ini juga sumber kegagalan presiden kita. Contohnya, kampanye investasi keliling dunia tak di-`follow up` serius dan tersistem oleh menteri-menteri terkait, termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu)," ungkap Tjahjo Kumolo. Selain membeberkan data ketidakmampuan sejumlah menteri menerjemahkan visi dan misi presiden, Tjahjo Kumolo juga mengkritisi terjadinya egoisme sektoral yang amat tinggi. "Carut marut birokrasi semestinya serius dicermati presiden. Misalnya saja, ada menteri-menteri yang datang mengeluh ke kami dan bingung mau mendengar instruksi presiden atau wakil presiden. Mereka sering curhat `kok`",? kata Tjahjo seraya menyebut beberapa nama menteri.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006