Pontianak (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto menyatakan insiden amuk massa di PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) di Desa Mekar Utama, Kabupaten Ketapang, Sabtu dini hari (9/8) disebabkan salah paham antara kedua belah pihak yang bersitegang.
"Kejadian itu karena kesalahpahaman antara warga dengan tenaga kerja asing di perusahaan itu, sehingga warga tidak terima dan datang dengan mengajak teman-temannya," kata Arief Sulistyanto di Pontianak, Senin.
Dari Informasi yang dihimpun, kesalahpahaman terjadi karena perbedaan bahasa yang digunakan antara kedua belah pihak, pihak PT WHW berbahasa mandarin yang tak dimengerti oleh warga setempat dan begitu juga sebaliknya, kata Arief.
Ia menjelaskan peristiwa itu sudah bisa diatasi oleh Polres Ketapang, dan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, dan hanya mengalami kerugian materil saja.
"Polres Ketapang sudah saya perintahkan tetap mengusut kejadian tersebut, sehingga diketahui akar masalahnya, agar bisa diketahui siapa yang harus bertanggung jawab dalam kasus itu," ujarnya.
Kapolda Kalbar juga telah memerintahkan Polres Ketapang untuk meneliti dokumen tenaga kerja asing yang dipekerjakan di perusahaan tersebut.
"Untuk itu, Polres Ketapang harus berkoordinasi dengan dinas tenaga kerja dan transmigrasi, serta imigrasi guna mengetahui, apakah tenaga kerja asing tersebut legal atau ilegal," katanya.
Dalam kesempatan itu, Arief mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi.
"Kalau mendapat informasi yang bertujuan memprovokasi sebaiknya cepat laporkan pada pihak kepolisian terdekat, agar bisa secepatnya ditindaklanjuti," ujarnya. (*)
Pewarta: Andilala
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014