Jakarta (ANTARA) - UNESCO bersama para pakar global dan pembuat kebijakan mengesahkan Deklarasi Aceh yang menyerukan pentingnya peningkatan investasi dan upaya guna mencapai 100 persen kesiapsiagaan tsunami.
“Pernyataan ini menyerukan kepada negara-negara dan masyarakat sipil untuk secara drastis meningkatkan investasi dan upaya mereka guna mencapai 100 persen komunitas siap tsunami di seluruh dunia pada tahun 2030,” kata UNESCO melalui pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
UNESCO mengumpulkan para pakar tsunami terkemuka dunia dan pembuat kebijakan di Indonesia untuk memperingati 20 tahun peristiwa tragis Tsunami Samudra Hindia pada 2004.
Selama 4 hari (10-14 November 2024) konferensi internasional UNESCO di Banda Aceh, para pakar mengakui dunia kini jauh lebih siap menghadapi tsunami.
Hal itu berkat tindakan yang telah dilaksanakan dan dikoordinasikan UNESCO dan mitranya dalam bidang ilmu pengetahuan tsunami, sistem peringatan dini, dan kesiapsiagaan masyarakat.
UNESCO menyatakan telah membangun sistem peringatan dini dan lebih dari 30 negara telah mendapatkan manfaat dari program Tsunami Ready UNESCO untuk melatih masyarakat.
Meskipun kemajuan besar telah dicapai, UNESCO menyerukan upaya lebih besar untuk mencapai 100 persen komunitas pesisir siap tsunami (Tsunami Ready Community) di seluruh dunia pada 2030.
“Kami mengimbau kepada semua negara anggota UNESCO untuk terus berinvestasi pada kesiapsiagaan tsunami agar komunitas pesisir dapat merespons dengan cepat dan efektif ketika ancaman muncul,” kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.
Konferensi juga menyoroti peran penting Sistem Peringatan dan Mitigasi Tsunami Samudra Hindia UNESCO (Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System/IOTWMS) yang telah dilakukan UNESCO selama dua dekade terakhir, serta dukungan berkelanjutan UNESCO untuk negara-negara yang berisiko tinggi dalam menghadapi tsunami.
Para peserta konferensi turut menekankan pencapaian status Tsunami Ready sebagai tujuan penting, mengingat lebih dari 700 juta orang tinggal di wilayah pesisir yang rentan terhadap tsunami.
Sejumlah komunitas lokal baru Tsunami Ready, termasuk 26 komunitas di India dan 12 komunitas di Indonesia, mendapat pengakuan resmi dalam kegiatan konferensi global tersebut.
Selain kegiatan konferensi, terdapat satu hari khusus didedikasikan untuk simulasi tsunami di dua desa pesisir siap tsunami di dekat Banda Aceh guna menguji efektivitas pelatihan yang telah diberikan.
Saat ini, puluhan ribu seismometer, 1.200 stasiun pengukur ketinggian air laut aktif, observatorium kabel bawah laut, serta pelampung tsunami laut dalam, berperan penting dalam mendeteksi dan mengukur tsunami besar.
Sistem tersebut memberikan cukup waktu untuk menyampaikan peringatan dini ke wilayah pesisir yang jauh.
UNESCO adalah organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). UNESCO merupakan badan khusus PBB yang bertugas mempromosikan kerja sama internasional dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, komunikasi, dan informasi.
Baca juga: Deklarasi Aceh tegaskan komitmen bersama mitigasi tsunami global
Baca juga: BMKG optimistis Indonesia bisa jalankan amanat Deklarasi Aceh
Baca juga: Ahli konstruksi dunia jajaki pembangunan shelter evakuasi di Aceh
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024