Jakarta (ANTARA) - Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai organisasi kemanusiaan di bidang kesejahteraan dan perlindungan anak menyatakan pihaknya siap mendukung pemerintah dalam upaya penanganan kasus stunting di Indonesia.
"Jadi saling berkolaborasi, saling menguatkan, saling membantu karena bagi kami, kami tidak sedang menggantikan pemerintah, tapi sebagai pendukung. Artinya ketika bagian-bagian yang mungkin masih perlu ditingkatkan, di situ porsi kami," kata Manajer Perlindungan dan Partisipasi Anak Satrio Dwi Rahargo saat ditemui di Antara Heritage Center (AHC), Jakarta pada Selasa.
Ia menjabarkan, sebagai organisasi kemanusiaan, WVI berperan membantu pemerintah dalam memberdayakan dan memastikan masyarakat dapat melakukan pengelolaan makanan, mendidik mereka memberikan pengasuhan yang baik kepada anaknya, serta membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya termasuk asupan makanan bergizi untuk anak.
Satrio menekankan bahwa kolaborasi pentahelix merupakan faktor penting dalam kesuksesan penanganan kasus stunting di Indonesia dan dalam hal ini dia berfokus kepada relasi antara pemerintah serta organisasi melalui hubungan kemitraan.
Misalnya terkait penyediaan layanan kesehatan di daerah salah satunya di posyandu. Ia menjelaskan bahwa dalam menangani hal tersebut organisasi dapat berperan dalam melakukan advokasi kepada pemerintah setempat terkait pemenuhan fasilitas dan tenaga kesehatan di daerah
"Kalau bicara teknis mungkin itu ranah pemerintah karena punya sumber daya yang cukup besar ya dari sisi posyandu dan tenaga kesehatan misalnya. Tapi kami membantu soal advokasi, memastikan di posyandu harus ada tenaga kesehatan yang cukup ya, itu bagian dari advokasi kami pada setiap pemerintah di kabupaten," tuturnya.
Baca juga: Menteri Wihaji buat Gerakan Orang Tua Asuh percepat penurunan stunting
Diketahui, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyebut target penurunan stunting dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) 18 persen pada 2025.
"Targetnya 18 persen untuk tahun 2025. Nanti kita ikhtiari, yang jelas ada beberapa quick win (program percepatan) kita, yang nanti akan melaksanakan target dan harapannya bisa terpenuhi," ujarnya.
Dalam rangka percepatan penurunan stunting, ia juga menyebutkan akan bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional dalam program makan bergizi gratis, utamanya pada ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta).
"Nanti kita juga akan kerja sama dengan Badan Gizi Nasional, yang nanti penanganannya juga tolong ibu hamil, baduta, pasti nanti kita kolaborasi lagi dan terus dikoordinasikan, tetapi intinya, perintah Presiden itu kita mesti kerja sama dan saling mendukung," katanya.
Baca juga: Lampung targetkan 1.200 ibu hamil-menyusui ikut program makan bergizi
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024