Athena/Warsawa (ANTARA) - Keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh Amerika untuk menyerang wilayah Rusia adalah "momen terobosan," kata Presiden Polandia Andrzej Duda, Senin (18/11).

"Saya menerima keputusan Presiden Biden dan sekutu kami dengan puas. Ukraina harus memiliki sarana pertahanan semacam itu untuk memukul mundur Rusia," kata Duda kepada wartawan di Warsawa.

Menurut dua pejabat tinggi AS, Biden mengizinkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh Amerika yang kuat untuk serangan terbatas di wilayah Rusia.

Keputusan tersebut menyusul laporan bahwa Korea Utara telah mengirim ribuan tentara untuk mendukung upaya perang Moskow di Ukraina, menurut laporan The New York Times dan The Washington Post.

"Ini adalah perubahan yang sangat penting. Keputusan Presiden Biden diikuti oleh keputusan (serupa) oleh Prancis dan Inggris. Situasinya sedang berkembang," kata Duda.

"Keputusan ini sangat dibutuhkan. Rusia jelas melihat bahwa Ukraina menerima dukungan yang jelas. Ini adalah momen penting, mungkin terobosan dalam perang," tambahnya.

"Sangat disayangkan Jerman tidak ikut serta, tetapi dalam konteks sikap Kanselir (Olaf) Scholz, pembicaraannya dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin, dan penyelenggaraan pertemuan tanpa Presiden (Ukraina) (Volodymyr) Zelenskyy di Berlin, keputusan ini sangat baik, karena menunjukkan bahwa negara-negara Barat tidak tertipu," kata Duda.

Pekan lalu, Duda menghadiri pembukaan pangkalan militer AS di Polandia utara, di mana dia menyoroti pentingnya hubungan AS-Polandia.

"Hubungan antara Polandia dan AS adalah yang terbaik dalam sejarah," katanya pada acara di Redzikowo dekat pantai Laut Baltik.

Dia menekankan bahwa pangkalan itu menunjukkan komitmen AS terhadap pertahanan Eropa Timur dan menyatakan bahwa "seluruh dunia akan melihat dengan jelas dan nyata bahwa ini bukan lagi wilayah pengaruh Rusia."

Pangkalan di Redzikowo merupakan bagian dari perisai pertahanan rudal NATO, yang dikenal sebagai "Aegis Ashore." Sistem itu dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak pendek hingga menengah dan mencakup komponen lain, seperti lokasi di Rumania dan radar peringatan dini di Kurecik, Turki.

Dialog Scholz-Putin

Menurut kantor berita Polandia, PAP, yang dikelola pemerintah, terkait panggilan telepon Kanselir Scholz dengan Putin Jumat lalu, Duda menyebutnya sebagai "tindakan yang diinisiasi sendiri" dan "kesalahan".

"Tidakkah Anda beranggapan bahwa ini adalah upaya untuk mencari kemungkinan guna membekukan konflik ini, untuk mengatur gencatan senjata sebelum Donald Trump mengambil alih jabatan sebagai presiden AS?" katanya.

Duda lebih lanjut menyarankan bahwa "mungkin Jerman sedang mencari peluang untuk menjalin kontak," mencatat bahwa, seperti yang ditunjukkan oleh pers Jerman, "kantor kanselir, kanselir sedang mencari cara untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia guna kembali ke kontrak energi dan kembali dapat membeli komoditas energi dari Rusia."

Sumber: Anadolu

Baca juga: Presiden desak gencatan senjata di Ukraina dan Gaza pada KTT G20
Baca juga: Ukraina terima otorisasi AS untuk serang jauh ke Rusia hingga 300 km
Baca juga: Kremlin: AS setuju Kiev serang Rusia pakai rudal akan eskalasi konflik

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024