Washington (ANTARA News) - Pasukan Amerika Serikat meluncurkan gelombang kedua serangan udara terhadap gerilyawan kelompok Islam garis keras di dekat Arbil, Irak utara, Jumat, menghancurkan konvoi militan dan membunuh tim mortir, kata Pentagon.
Tak lama setelah pukul 14.00 GMT, pesawat-pesawat tak berawak (drone) AS menghancurkan posisi mortir dan membunuh kelompok militan.
Hanya lebih satu jam kemudian empat jet F/A-18 menghantam tujuh kendaraan konvoi ISIS dengan delapan bom dipandu laser.
"Militer AS terus menyerang target-target ISIS dekat Arbil hari ini, melakukan dua serangan udara tambahan untuk membantu mempertahankan kota di mana para personil AS membantu pemerintah Irak," kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby.
Presiden Barack Obama Kamis mengumumkan bahwa pihaknya telah meresmikan serangan-serangan udara AS untuk mencegah pejuang ISIS menyerang ibu kota wilayah Kurdi Irak.
Serangan-serangan ini juga dirancang untuk mematahkan pengepungan Gunung Sinjar, di mana pasukan ISIS telah terpojok dan dilaporkan mengancam akan membunuh ribuan warga sipil pengungsi dari minoritas kepercayaan Yazidi.
Semalam, serangan pertama melihat satu F/A-18 menghantam sebuah posisi artileri ISIS dengan bom 500lb. Tak lama sebelumnya pesawat militer AS telah menjatuhkan makanan dan air untuk warga Yazidi yang terkepung.
Serangan gelombang kedua Jumat melihat pesawat-pesawat tak berawak turut melakukan tindakan.
"Pesawat dikemudikan jarak jauh itu menghantam posisi mortir gerilyawan. Ketika para pejuang ISIS kembali ke tempat itu beberapa saat kemudian, mereka diserang lagi dan berhasil dilenyapkan," kata Kirby.
"Pada sekitar pukul 11.20 waktu setempat, empat pesawat F/A-18 berhasil memukul konvoi stasioner ISIS terdiri tujuh kendaraan dan posisi mortir dekat Arbil," katanya.
"Pesawat mengeksekusi dua perjalanan yang direncanakan. Pada berjalan kedua, setiap pesawat menjatuhkan satu bom dipandu laser yang menjadikan total delapan bom yang dijatuhkan dengan target untuk menetralkan posisi mortir dan konvoi mereka."
(Uu.H-AK)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014