Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat terkait wabah E. coli yang dikaitkan dengan wortel organik.
Wabah ini telah menginfeksi puluhan orang di berbagai negara bagian dan menyebabkan satu kematian.
Dikutip dari Medical Daily, Selasa, bakteri ‘E. coli’ dapat menyebabkan infeksi yang bervariasi dari ringan hingga parah, dengan gejala seperti diare (berair atau berdarah), kram perut, mual, dan muntah. Penyebarannya terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi, serta kontak dengan individu yang terinfeksi.
Anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi yang mengancam jiwa.
Baca juga: CDC AS: Jumlah kasus terkait wabah E. coli bertambah jadi 75
Menurut laporan, wabah yang telah terdeteksi sejak September ini dikaitkan dengan beberapa merek wortel organik dalam kemasan, termasuk wortel utuh dan wortel kecil (baby carrots) yang diproduksi oleh Grimmway Farms.
"Dilaporkan ada 39 orang yang terinfeksi bakteri ‘E. coli’ dari 18 negara bagian. Lima belas orang telah dirawat di rumah sakit, dan satu orang meninggal dunia," demikian pernyataan CDC.
Grimmway Farms telah menarik produk wortel yang terdampak dari pasaran. Meskipun produk yang saat ini dijual kemungkinan besar aman, masyarakat yang masih menyimpan wortel yang telah ditarik diminta untuk segera membuang atau mengembalikannya ke toko.
Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) juga bekerja sama dengan perusahaan untuk mencari sumber kontaminasi dan memastikan apakah ada produk lain yang terdampak.
"Konsumen disarankan memeriksa lemari es dan freezer mereka untuk memastikan tidak menyimpan produk yang telah ditarik. Distributor dan pengecer yang menerima wortel organik dalam kemasan ini harus mengikuti rekomendasi ini dan menghubungi pelanggan mereka," kata FDA dalam pernyataannya.
CDC juga mengimbau siapa pun yang telah mengonsumsi wortel yang ditarik dari pasaran dan mengalami gejala infeksi ‘E. coli’ untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Gejala infeksi ‘E. coli’ meliputi kram perut parah, diare (sering kali berdarah), demam, dan muntah. Gejala biasanya muncul 3 hingga 4 hari setelah terpapar dan dapat sembuh dalam waktu 5 hingga 7 hari tanpa pengobatan.
Namun, dalam kasus tertentu, komplikasi serius pada ginjal yang dikenal sebagai sindrom uremik hemolitik dapat berkembang, yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
"Jika Anda mengalami gejala parah infeksi ‘E. coli’, segera cari layanan kesehatan dan beri tahu dokter tentang apa yang Anda konsumsi," ujar CDC.
Baca juga: CDC AS peringatkan wabah E. coli terkait keju susu mentah
Baca juga: Wabah e.coli selada romaine tewaskan satu warga AS
Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024