Organisasi kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa tersebut mengatakan kemungkinan penyebaran internasional lebih luas dari wabah yang telah menewaskan hampir 1.000 orang di empat negara Afrika Barat sangat besar.
"Respons internasional yang terkoordinasi dianggap penting untuk menghentikan dan memutarbalikkan penyebaran internasional Ebola," kata WHO dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dua hari dengan komite darurat Ebola. Deklarasi darurat internasional akan menaikkan tingkat kewaspadaan untuk penularan virus tersebut.
Organisasi ini menambahkan bahwa sementara beberapa negara dengan wilayah penyebaran penularan Ebola, seperti Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone tetapkan keadaan darurat nasional, seharusnya tidak ada larangan umum tentang wisata atau perdagangan internasional.
Keiji Fukuda, kepala WHO bagian keamanan kesehatan, menekankan bahwa dengan langkah-langkah yang tepat dan penanganan yang berhubungan dengan orang yang terinfeksi Ebola, penyebaran Ebola ini dapat dihentikan.
"Ini bukan penyakit misterius. Ini adalah penyakit menular yang dapat terjadi," katanya kepada wartawan dalam keterangannya melalui telepon dari kantor pusat Jenewa WHO. "Ini bukan virus yang menyebar melalui udara," tambahnya.
WHO mengatakan wabah saat ini merupakan wabah yang paling parah dalam hampir 40 tahun terakhir sejak Ebola pertama kali diidentifikasi pada manusia.
Hal ini mungkin dikarenakan kelemahan di negara - negara yang saat ini terkena dampak, seperti sistem kesehatan yang rapuh dan kurangnya sumber daya manusia, juga keuangan dan sumber daya material.
Ia juga mengatakan, pengalaman dalam menangani wabah Ebola dan kesalahan persepsi dari penyakit tersebut, termasuk bagaimana penularannya, "terus menjadi tantangan utama dalam masyarakat".
Meskipun sebagian besar kasus Ebola berada di daerah terpencil seperti perbatasan Guinea dengan Sierra Leone dan Liberia, peringatan atas penyebaran penyakit tersebut meningkat bulan lalu ketika seorang warga negara AS tewas di Nigeria setelah bepergian ke sana dengan pesawat dari Liberia.
Setelah percobaan obat yang diberikan kepada dua pekerja amal asal AS yang terinfeksi di Liberia, spesialis Ebola telah mendesak WHO untuk menawarkan obat tersebut ke Afrika. Badan PBB telah meminta ahli etika medis untuk melakukan hal ini minggu depan, demikian Reuters.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014