Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu pada sela-sela KTT G20 di Rio de Janeiro, Brazil untuk membicarakan hubungan bilateral kedua negara dan tanggung jawab keduanya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.

"Dunia saat ini telah memasuki periode baru yang penuh gejolak dan perubahan. Sebagai anggota tetap DK PBB dan negara ekonomi utama dunia, China dan Inggris tidak hanya memikul tugas penting untuk mendorong pembangunan negara masing-masing, tetapi juga memikul tanggung jawab untuk menjawab tantangan global," kata Presiden Xi saat bertemu PM Starmer di Rio de Janeiro pada Senin (18/11) seperti termuat dalam laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses pada Selasa.

Pertemuan tersebut adalah pertemuan pertama Xi Jinping dengan Keir Starmer sejak Starmer resmi menjabat pada 5 Juli 2024.

Kedua negara, ungkap Presiden Xi, seharusnya menjunjung tinggi posisi kemitraan strategis, berpegang pada rasa saling menghormati, kerja sama yang saling terbuka, saling belajar, mencapai hasil yang saling menguntungkan serta bersama-sama mengukir babak baru dalam perkembangan hubungan China-Inggris yang sehat dan stabil.

"Meski China dan Inggris memiliki perbedaan dalam sejarah, budaya, nilai-nilai dan sistem sosial, kedua negara memiliki kepentingan yang sama, paham secara rasional dan obyektif, ingin memperkuat komunikasi strategis dan meningkatkan rasa saling percaya serta bersedia memastikan bahwa hubungan China-Inggris stabil dan sejahtera," lanjutnya.

"Kedua negara mempunyai ruang kerja sama yang luas di bidang perdagangan dan investasi, energi ramah lingkungan, jasa keuangan, layanan kesehatan dan bidang lainnya, serta harus terus diperluas agar memberikan manfaat yang lebih baik bagi kedua bangsa," papar Presiden Xi.

Dalam pembicaraan itu, kedua pemimpin juga mendorong penyelesaian lewat jalur politik atas isu-isu penting, memperkuat tata kelola kecerdasan buatan (AI) global dan berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dunia dan mencapai pembangunan bersama.

Sedangkan Starmer mengatakan bahwa Inggris dan China memiliki kepentingan yang sama dan memikul tanggung jawab penting untuk memecahkan tantangan global serta menjaga perdamaian dan pembangunan dunia.

"Hubungan jangka panjang dan kuat antara Inggris dan China sangat penting bagi kedua negara sekaligus dunia. Inggris berharap melanjutkan semangat saling menghormati, setara dan terbuka, memperkuat dialog dengan China, meningkatkan saling pengertian dan melakukan pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang," ujar PM Starmer.

Sejumlah bidang kerja sama yang dilakukan misalnya ekonomi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, keuangan, kesehatan, pendidikan dan respon terhadap perubahan iklim.

"Baik Inggris maupun China menganut multilateralisme, dan Inggris bersedia memperkuat komunikasi dan koordinasi multilateral dengan China untuk mendorong penyelesaian politik atas isu-isu regional," tambah PM Starmer.

Hadir juga dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) Cai Qi.

Sedangkan dalam video yang beredar di media, PM Starmer mengaku ingin menyelenggarakan pertemuan bilateral penuh dengan Presiden Xi dan PM China Li Qiang, di Beijing atau London sesegera mungkin.

Namun, PM Starmer juga menyampaikan kekhawatiran hak asasi manusia terkait sanksi atas anggota parlemen Inggris, kondisi Taiwan, Laut China Selatan dan Hong Kong.

Baca juga: Beijing kembali protes kerja sama kapal selam nuklir AUKUS
Baca juga: Pelaku otomotif Inggris tak ingin "perang dagang" soal tarif EV China
Baca juga: Wakil PM China bicara dengan menkeu Inggris soal kerja sama ekonomi

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024