Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) menyiapkan anggaran sebesar Rp1,2 triliun untuk bantuan pengadaan benih bermutu bagi petani pada 2007. Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso, di Jakarta, Kamis, menyatakan bantuan tersebut untuk pengadaan benih padi, jagung dan kedelai namun yang terbesar padi, yakni mencapai Rp800 miliar. "Dengan bantuan benih bermutu diharapkan meningkatkan produktivitas tanaman," katanya. Bantuan tersebut, tambahnya, diharapkan mampu mencakup areal tanam seluas 8,5 juta hektar (ha) padi, 2,5 juta ha jagung dan 600 ribu ha untuk kedelai. Menurut dia, saat ini tingkat penggunaan benih bermutu di kalangan petani masih sangat rendah, bahkan sekitar 61 persen petani lebih memilih memanfaatkan benih hasil perbanyakan sendiri. Penggunaan benih oleh petani, tambahnya, 70 persen memang sudah merupakan varietas unggul, namun 39 persen masih memanfaatkan benih belum bermutu atau berlabel sehingga produktivitas tanaman rendah. Sutarto menjelaskan Deptan tidak akan melarang petani yang memperoleh bantuan tersebut untuk menggunakan bibit sesuai pilihan mereka, namun demikian diharapkan mereka menggunakan benih bermutu dan varietas unggul. Mengenai penggunaan benih padi hibrida untuk meningkatkan mutu produktivitas tanaman, dia mengakui hal itu, namun dalam penanaman seharusnya memperhatikan pergiliran tanam untuk menghndari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). "Padi hibrida peka dan agak rentan terhadap wereng coklat, sehingga jangan menanam terus menerus," katanya. Selain itu, tambahnya, padi hibrida harus ditanaman pada musim kemarau serta mengharuskan petani memiliki kemampuan untuk memelihara tanaman jenis tersebut. Sementara itu, PT Du Pont Indonesia (DPI), produsen benih di tanah air siap memasarkan padi hibrida Pioneer PP1 pada awal 2007 dan PP2 awal 2008 mendatang dengan volume masing-masing 100 ton. Bussiness Manager PT DPI, Mardahana, menyatakan PP1 memiliki sejumlah keunggulan, yakni hasil panen mencapai 10,4 ton gabah kering giling (GKG) per hektar serta kualitas beras dan nasi yang sangat baik atau pulen, sehingga sesuai ditanam di Pulau Jawa. Sedangkan padi hibrida jenis PP2, tambahnya, selain memiliki potensi hasil yang tinggi, juga mempunyai sifat tahan kering, sehingga cocok ditanam saat musim kemarau atau pada sawah tadah hujan yang umumnya terdapat di luar Jawa. "Benih padi hibrida ini nantinya diproduksi didalam negeri, yakni dari pabrik kami yang ada di Kabupaten Malang, Jawa Timur," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006