Anak-anak yang tinggal di wilayah yang belum berkembang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia telah mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap kaum rentan termasuk anak-anak yang dapat terdampak dalam masa pertumbuhannya serta mendorong memasukkan generasi muda dalam pertimbangan kebijakan.

Dalam diskusi di Paviliun Indonesia Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) Azerbaijan dipantau daring di Jakarta, Senin, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Novia Widyaningtyas mengatakan Indonesia telah meluncurkan Analisis Lanskap Iklim untuk Anak-anak di Indonesia dalam upaya mengidentifikasi dampak perubahan iklim secara khusus kepada anak-anak.

"Anak-anak yang tinggal di wilayah yang belum berkembang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim. Anak-anak bergantung kepada orang dewasa, kondisi sosial ekonomi orang dewasa berdampak kepada pertumbuhan anak-anak," katanya.

Oleh karena itu, katanya, Indonesia mendorong peningkatan resiliensi anak-anak secara khusus mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi lemah yang lebih rentan terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Indonesia soroti peran aksi iklim berbasis komunitas ASEAN di COP29
Baca juga: Aliansi sipil dorong RI angkat isu pendanaan iklim yang adil di COP29

Dampak perubahan iklim itu terutama akan dihadapi dalam hal memenuhi kebutuhan makanan yang bernutrisi, air bersih dan sanitasi. Oleh karena itu kebijakan pemerintah harus mempertimbangkan aspek tersebut dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim kepada anak-anak.

Dalam Analisis Lanskap Iklim untuk Anak-anak di Indonesia beberapa rekomendasi yang diajukan termasuk advokasi dan penyadaran pengarusutamaan hak anak dalam kebijakan dan program, koordinasi dan kolaborasi upaya penganan risiko iklim lintas kebijakan dan program serta manajemen pengetahuan dan bukti terkait hubungan iklim dan kesejahteraan anak untuk program yang lebih baik.

Selain itu, ada pula rekomendasi untuk penguatan sistem meningkatkan ketahanan terhadap risiko iklim, menyediakan platform memungkinkan keterlibatan kaum muda dalam aksi iklim, lingkungan dan energi serta penguatan pendataan dan sistem peringatan dini.

"Anak-anak dan generasi muda harus dianggap sebagai pemangku kepentingan yang vital berkontribusi terhadap kesuksesan aksi iklim Indonesia di masa depan," demikian Novia Widyaningtyas.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024