Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 25 mahasiswa internasional belajar membangun infrastruktur internet melalui program Asia Pacific Internet Engineering (APIE) yang berlangsung di Universitas Syiah Kuala (USK).

“APIE Camp adalah pelatihan lima hari on-site yang menyediakan kurikulum intensif berbasis proyek, untuk desain dan implementasi jaringan dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari komponen APIE Online dan APIE e-Workshop,” kata Ketua Pelaksana Rahmad Dawood di Darussalam, Banda Aceh, Senin.

Adapun 25 peserta internasional tersebut berasal dari enam negara yaitu Jepang, Filipina, Malaysia, Nepal, Bangladesh, Vietnam dan Indonesia. Sementara para pengajarnya adalah para praktisi dari Keio University (Jepang), Asia Pacific Network Information Centre (APNIC) dan Amazon Web Service (AWS).

Ia menjelaskan kegiatan yang berlangsung hingga 22 November 2024 itu mencakup sesi bersama dengan operator REN (jaringan penelitian dan pendidikan) di wilayah Asia Pasifik.

Baca juga: Arkeolog USK jadi guru besar setelah ungkap awal mula islam masuk Aceh

Baca juga: ARC USK kembali meluncurkan empat produk skincare turunan nilam Aceh

Ia mengatakan lewat program APIE para peserta akan mempelajari banyak hal terkait infrastruktur internet dan melatih mereka untuk membangun kolaborasi dan memperkuat jejaring global.

Kepala Program APIE Noriatsu Kudo menyampaikan terima kasih atas kesediaan USK sebagai tuan rumah pada APIE Camp yang kelima itu. Kegiatan tersebut adalah kesempatan baik bagi para peserta untuk mempelajari beberapa hal terkait infrastruktur internet.

Ia berharap para peserta yang merupakan mahasiswa internasional mampu menjadi insinyur jaringan profesional sehingga dapat berkontribusi pada masa depan komunitas Internet.

Wakil Rektor Bidang Akademik USK Prof Agussabti mengatakan kepercayaan yang diberikan untuk menjadi tuan rumah tersebut tidak hanya mencerminkan kepercayaan atas reputasi USK, tapi merupakan bukti kemitraan yang kuat selama ini antara USK dengan Konsorsium Pendidikan Internasional atau School on Internet Asia (SOI Asia).

Agussabti mengatakan kegiatan tersebut sejalan dengan tekad USK untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada SDGs 4 yaitu Quality Education.

“Program ini berusaha untuk menginspirasi peserta dalam menjelajahi potensi internet lainnya yang belum terpetakan. Kami berharap mereka nantinya bisa menciptakan dunia yang lebih terhubung dan inklusif,” katanya.*

Baca juga: Dosen USK ciptakan alat pemberian pakan udang berbasis tenaga surya

Baca juga: Universitas Syiah Kuala hadirkan sejumlah pakar mitigasi bencana dunia

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024