Jakarta (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) menyebut optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan memerlukan kesadaran bersama akan pentingnya implementasi dan penyiapan jaring pengaman sosial untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan, Zainudin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menyebut pihaknya akan menyelenggarakan Social Security Summit 2024 pada akhir November 2024, salah satunya untuk meningkatkan kesadaran bersama pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan akan selenggarakan Social Security Summit 2024
Peningkatan kesadaran, katanya, diperlukan mengingat ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia dimana pekerja informal masih menjadi mayoritas. Tidak hanya itu, terdapat fakta meningkatnya pekerjaan dengan pola hubungan kerja kemitraan.
Menurut data Badan Pusat Statistik per Agustus 2024, pekerja informal di Indonesia mencapai 83,8 juta orang atau 57,95 persen dari total 144,64 juta jumlah penduduk bekerja. Banyak dari mereka yang masuk dalam kategori pekerja rentan dan sebagian besar berada di desa.
"Dengan tipikal kita, kekhususan kita yang banyak informal tadi, negara ini untuk menuju Indonesia Emas, salah satunya jaminan sosial itu harus disiapkan," katanya.
Beberapa contoh gerak bersama, salah satunya dari implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan serta Inpres 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan: Diperlukan adanya skema PBI untuk pekerja rentan
Baca juga: Kemenaker: BPJAMSOSTEK sudah saatnya beri layanan 100 persen memuaskan
Terdapat juga dorongan untuk meningkatkan kepesertaan pekerja informal, terutama yang masuk dalam kategori rentan agar mendapatkan bantuan dalam skema penerima bantuan iuran (PBI), demi memastikan mereka mendapatkan perlindungan.
Terkait kemiskinan, dia menyebut jaminan sosial ketenagakerjaan dapat menjadi jaring mencegah kemiskinan yang terjadi setelah pensiun atau ketika lanjut usia. Selain itu, juga mendorong naik kelas mereka yang berada dalam kategori miskin.
"Sebenarnya sistemnya sudah bagus, tinggal inklusif sama adaptifnya yang harus diurus," kata Zainudin.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024