Jakarta, 6 Agustus 2014 (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Perikanan Budidaya telah berhasil memanfaatkan tambak terlantar yang sebelumnya merupakan lahan rob di Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kabupaten Pekalongan, menjadi kawasan budidaya tambak udang. “Pada mulanya kawasan ini merupakan sawah yang sering banjir karena rob air laut dan tidak produktif. Namun ternyata saat ini kita bisa saksikan bahwa memang benar telah berubah menjadi kawasan tambak udang yang produktif, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petambak” tegas Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, seuasi meninjau kawasan tambak udang di Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Rabu (6/8).
Menurut Sharif, pengembangan budidaya di tambak-tambak idle akan meningkatkan produktivitas lahan, menggairahkan kembali usaha budidaya udang, meningkatkan produksi udang dan sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petambak dan masyarakat di sekitarnya. Keberhasilan usaha budidaya udang sekaligus membuktikan bahwa dengan bekerja keras dalam kebersamaan semua pihak, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten, pihak swasta dan masyarakat, khususnya kelompok pembudidaya kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan dari yang semula idle menjadi lahan pertambakan produktif baik untuk produksi udang maupun ikan. “Apalagi saat ini, udang telah kembali menjadi primadona dengan harga yang cukup tinggi dan pasar yang masih terbuka lebar,” kata Sharif.
Sharif menjelaskan, bahwa produksi udang nasional menunjukkan angka yang terus meningkat. Di tahun 2011 produksi Udang Nasional mencapai 400.385 ton dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 457.600 ton sedangkan pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 639.589 ton. Hal tersebut didorong antara lain oleh penguasaan teknologi budidaya yang semakin baik dan telah diterapkan secara meluas di masyarakat petambak udang. Di mana, program revitalisasi tambak udang yang telah digulirkan KKP dilaksanakan di sentra-sentra budidaya udang, mampu memberikan contoh cara berbudidaya udang yang baik dan sesuai aturan, sekaligus memberikan masukan teknologi baru dalam berbudidaya udang. “Jawa Tengah, merupakan salah satu propinsi yang menjadi lokasi percontohan revitalisasi tambak udang pada tahun 2013. Pelaksanaan revitalisasi tambak udang melalui tambak percontohan yang dijalankan di beberapa Kabupaten /Kota di Jawa Tengah, termasuk kota Pekalongan telah memberikan hasil dan dampak yang positif,” jelasnya.
Daya Dukung Kawasan
Sharif menegaskan, untuk menjaga keberlangsungan usaha pertambakan udang di Pantura Jawa harus senantiasa mempertimbangkan daya dukung kawasan budidaya. Pengalaman masa lalu bisa jadikan pembelajaran yang sangat berharga, bahwa tingkat produktivitas pada penerapan teknologi yang sesuai dengan daya dukung akan lebih menjamin keberlangsungan usaha dibanding dengan dorongan keuntungan yang tinggi namun sifatnya mengancam keberlanjutan usaha. “Saya berharap kepada para peneliti dan perekayasa teknologi di UPT maupun Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian lainnya untuk dapat terus melakukan kajian teknis dalam upaya menanggulangi kendala teknis, meminimalisir kegagalan budidaya. Selanjutnya bersama penyuluh melakukan pembinaan dan pendampingan usaha pada kelompok pembudidaya,” ujar Sharif.
Menurut Sharif, salah satu upaya menjaga daya dukung kawasan adalah dengan melakukan revitalisasi tambak. Program ini untuk meningkatkan performance kawasan pertambakan dalam rangka meningkatkan daya tarik berbagai pihak untuk berpartisipasi mendukung pengembangan industrialisasi budidaya udang. Termasuk, melalui berbagai MOU dengan berbagai pihak, Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapat dukungan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan perbaikan infrastruktur berupa saluran primer dan sekunder sebagai upaya memberi jaminan pasokan air dengan baik kepetakan tambak. “Kerjasama ini diharapkan dapat mengoptimalkan kawasan pertambakan, utamanya di Pantura Jawa dan secara bertahap akan terus berlanjut pada kawasan pertambakan di daerah lainnya,” jelas Sharif.
Sharif menandaskan, untuk pengembangan kawasan pertambakan masih dihadapkan pada beberapa masalah. Di antaranya, kondisi infrastruktur berupa saluran pertambakan yang mengalami pendangkalan, ketersediaan energi listrik, degradasi daya dukung lahan tambak, serangan penyakit virus, ketersediaan benih bermutu dan keterbatasan permodalan. Oleh karena itu KKP tetap mengajak kepada berbagai pihak untuk terus bekerjasama dalam memperluas usaha pertambakan udang di kawasan pantura Jawa ini untuk membangkitkan kembali kejayaan udang nasional bahkan untuk mewujudkan impian, menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbesar. Mengingat potensi sumberdaya lahan yang dimiliki berupa garis pantai sepanjang 95.181 km dengan luas lahan pertambakan potensial masih sangat luas sekitar 1,2 juta Ha. “Sehubungan dengan itu tiada jalan lain, kecuali kita harus lebih bekerja keras dalam kebersamaan kita untuk memberi yang terbaik dalam pengembangan usaha budidaya udang nasional,” tegasnya.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Anang Noegroho, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811806244)
Data tambahan
· Program tambak di kawasan rob dimulai sejak tahun 2011. Di mana Ditjen Perikana Budidaya melalui BBPBAP Jepara melaksanakan diseminasi budidaya udang vaname ditambak seluas 0,4 ha. Teknologi yang diterapkan Sistem Budidaya Udang Tertutup, tanpa melakukan pembuangan air dengan biosecurity yang ketat, seperti menggunakan benih bebas virus, pemasangan pagar di sekeliling tambak dan penggunaan plastic mulsa di dasar tambak. Saat ini usaha budidaya udang di daerah ini telah berkembang menjadi kurang lebih 700 ha, di mana 40 % merupakan tambak semi intensif dan sisanya dikembangkan budidaya udang tradisional dikelola 50 POKDAKAN.
· POKDAKAN Sampangan Tigo, Degayu, Kec. Pekalongan utara, berhasil menyerap tenaga kerja di sekitar lokasi usaha budidaya dan meningkatkan kesejahteraan warga desa dengan terjadinya penurunan jumlah warga miskin mencapai 75 %.
· Untuk mendukung budidaya udang pemerintah daerah telah mengalokasikan APBD melalui pembangunan jalan produksi maupun listrik ke lokasi budidaya udang. Kerjasama yang dilakukan di tingkat pusat telah diterapkan di daerah dan ini bukti sinergi antar instansi untuk mengembangkan budidaya udang.
· Pengembangan usaha budidaya udang ini juga mendapat dukungan Bank Indonesia (BI) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan pelatihan usaha budidaya udang untuk masyarakat yang dilakukan melalui bekerjasama dengan BBPBAP Jepara.
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014