Sektor industri pengolahan yang mempunyai porsi pembentukan produk domestik bruto (PDB) yang tinggi justru mengalami tren perlambatan
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama mendorong pemerintah untuk menjaga kinerja industri pengolahan agar target pertumbuhan ekonomi 8 persen dapat tercapai.

“Ini menjadi salah satu tantangan dalam pencapaian target ekonomi 8 persen. Sektor industri pengolahan yang mempunyai porsi pembentukan produk domestik bruto (PDB) yang tinggi justru mengalami tren perlambatan,” kata Riza dalam webinar Indef yang dipantau di Jakarta, Senin.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serapan pajak dari industri pengolahan sepanjang 1 Januari hingga 30 September 2024 terkoreksi 7,87 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Padahal, kontribusi nettonya mencapai 25,76 persen.

Menurut Riza, perlambatan itu berdampak terhadap kontraksi penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Badan, yang tercatat negatif 29,33 persen.

“Penurunan industri pengolahan dipengaruhi oleh banyaknya pabrik yang tutup dan ini berimbas kepada penerimaan perpajakan yang diperoleh negara,” tambahnya.

Oleh sebab itu, perbaikan kinerja industri pengolahan menjadi salah satu pekerjaan rumah utama bagi pemerintah, agar performa penerimaan negara dapat kembali terakselerasi.

Baca juga: Indef: Tingkatkan investasi dan ekspor capai pertumbuhan 8 persen

Baca juga: Indef nilai larangan iPhone 16 buat Apple makin ingin investasi di RI


“Yang harus dijaga adalah kemampuan membayar pajak, baik dari sisi badan usaha maupun rumah tangga. Dari sisi badan usaha, sektor industri pengolahan turun. Ini yang perlu diakselerasi ke depannya,” tutur Riza.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu melaporkan penerimaan pajak mengalami perbaikan dalam empat bulan terakhir, dengan realisasi sebesar Rp1.517,53 triliun per 31 Oktober 2024.

Nilai itu setara 76,3 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar Rp1.988,88 triliun.

Anggito mengatakan Kemenkeu optimistis tren positif penerimaan pajak akan terus berlanjut sampai akhir tahun.

Baca juga: INDEF sebut ekraf bisa jadi alternatif dorong perekonomian nasional 

Baca juga: Pengamat: Bukan cuma pembiayaan tetapi UMKM juga butuh pembinaan

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024