Ketua Umum Terpilih PP PBSI 2024-2028 Muhammad Fadil Imran dalam jumpa pers di Cipayung, Jakarta Timur, Senin, mengatakan ini merupakan salah satu upaya agar federasi siap secara kepengurusan serta terukur dan transparan.
“Olahraga bulu tangkis kini semakin modern, saintifik, dan terukur. Tentu organisasi pendukung 'di sisi lapangan' juga harus ikut jadi modern, saintifik, dan terukur,” kata Fadil.
Lebih lanjut, Fadil mengatakan masa setelah Musyawarah Nasional (Munas) pada Agustus hingga November dimanfaatkan untuk menyiapkan organisasi PBSI bersama konsultan yang ditunjuk, yakni Dayalima Grup.
Dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 23 September itu, Dayalima bertugas mengerjakan analisis dan penyusunan struktur organisasi baru, penyusunan key performance indicator (KPI) untuk setiap posisi, dan asesmen serta rekrutmen terkait pemilihan tim untuk mengisi posisi pada struktur organisasi baru tersebut atau yang biasa disebut executive search.
“Karena itu kita minta tolong pada ahlinya, untuk merancang PBSI menjadi organisasi yang modern dan profesional,” ujar Fadil.
“Kami mengapresiasi komitmen Bapak Fadil Imran dalam menjadikan PBSI sebagai sebuah world-class organization. Tentunya, kami juga senang dan bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada Dayalima untuk menjadi bagian dari proses transformasi ini,” tambah Strategic Development Director Dayalima Group Yuri Yogaswara.
Baca juga: Jalur masuk pelatnas akan diubah, PBSI ingin tiru Indra Sjafri
Dalam masa persiapan tersebut, PBSI bersama Dayalima telah melakukan kajian organisasi, termasuk benchmarking dengan federasi di negara lain, wawancara, dan asesmen untuk mencari kandidat pengurus, ofisial, pelatih, dan tim pendukung yang mumpuni.
Salah satu rekomendasi penting Dayalima adalah adanya fungsi yang mengurusi kehidupan pascakarier atlet dan komite etik.
Lebih lanjut, hasil dari proses ini akan menjadi referensi penyusunan organisasi PBSI periode 2024-2028. Setelah itu, susunan organisasi itu akan diserahkan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk disahkan.
“Agar semua pihak mau terlibat demi kemajuan bulu tangkis Indonesia, semua harus dibikin terang, terbuka, dan terukur. Tidak ada lagi ganjalan dan hambatan komunikasi,” kata Fadil.
“Semua juga dituntut bertanggung jawab atas kinerjanya, mulai dari pengurus, staf, pelatih, dan atlet. Semua itu akan dituangkan dalam rancangan organisasi dan kontrak kinerja yang transparan,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: PBSI tandaskan persiapan Olimpiade 2028 dimulai sejak sekarang
Baca juga: Menantikan masa depan penuh asa dari para pebulutangkis muda
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024