Jika memungkinkan bisa digunakan sampai empat kali, dan itu benar-benar suatu inovasi. Menjadi suatu tantangan agar bisa diimplementasikan di negara kami
Bogor (ANTARA) - Sebanyak 20 delegasi dari International Rubber Research and Development Board (IRRDB) berkunjung ke salah satu pabrik daur ulang ban bekas menjadi ban baru (vulkanisir) di Bogor, Jawa Barat, guna mempelajari proses cara pembuatan ban hasil daur ulang tersebut.

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane menyatakan delegasi itu berasal dari berbagai negara di Asia dan Afrika, antara lan Kamboja, China, Cote de Lvoire, Nigeria, Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Filipina, Papua New Guinea, Sri Lanka serta India.

"Ini datang dari berbagai negara mau belajar," kata dia di Bogor, Jawa Barat, Senin.

Aziz mengatakan Indonesia dipilih sebagai lokasi belajar pembuatan ban vulkanisir karena industri tersebut di tanah air sudah cukup maju, mengingat total produksi karet alam dalam negeri 20 persen digunakan untuk pembuatan ban, serta 9 persen di antaranya dimanfaatkan untuk pembuatan ban vulkanisir.

 
Rombongan delegasi IRRDB berswafoto bersama di Bogor, Jawa Barat, Senin (18/11/2024) (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)


Lebih lanjut disampaikannya, dari kunjungan para delegasi ke pabrik Vulkanin Jaya tersebut, banyak permintaan untuk menjajaki kerja sama perdagangan penjualan ban hasil daur ulang itu, khususnya dari negara-negara di wilayah Afrika.

"Bilang gini, tolong dong bisa gak kita kerja sama? Tapi vulkanisir ini kan termasuk tidak bisa diekspor," katanya.

Sementara itu, salah satu delegasi IRRDB asal Nigeria, Faithfulness Oseiwa Oseghale menyatakan kunjungannya ke Indonesia merupakan bentuk pelatihan yang dilakukan organisasi karet internasional IRRDB untuk meningkatkan kapasitas para pelatih atau pelaku industri ban di masing-masing negara.

Dirinya menyampaikan, melalui kunjungan dan pelatihan teknis ini, ia bisa mengetahui cara pembuatan ban karet bekas, sehingga bisa didaur ulang dan dipakai kembali untuk kebutuhan transportasi.

"Mereka membuat karet ban, lalu mereka bisa mendaur ulang ban karet itu sehingga bisa dipakai. Jika memungkinkan bisa digunakan sampai empat kali, dan itu benar-benar suatu inovasi. Menjadi suatu tantangan agar bisa diimplementasikan di negara kami," kata dia.

Baca juga: Kemenperin siapkan standar nasional produksi ban vulkanisir

Baca juga: Kemenperin sambut pusat pengembangan teknologi penguat ban pertama RI

Baca juga: Wakil Ketua DPD RI dorong pemerintah revitalisasi karet alam


 

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024