Moskow (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Rusia, Rabu, meminta kepada Korea Utara agar mengambil "keputusan rasional" demi menghindari "jalan menuju konfrontasi nuklir", menyusul pengumuman mengenai percobaan senjata atom negara itu, kantor berita Interfax melaporkan. Kementerian itu mendesak Korea Utara untuk memperhatikan keprihatinan masyarakat internasional dan "mengambil keputusan rasional ke arah jalan keluar dari situasi rumit saat ini -- tidak melalui jalan ke konfrontasi nuklir, tetapi melalui pembicaraan damai," kata Interfax. Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya tekanan pada negara komunis terkucil tersebut, termasuk pengenaan sanksi Dewan Keamanan PBB Sabtu lalu. Menlu AS, Condoleezza Rice, merencanakan akan membicarakan krisis itu dengan para pejabat Rusia dalam kunjungan ke Moskow, Sabtu, menyusul kunjungan ke Jepang, Korea Selatan dan China. Pada Rabu, ia menelpon Menlu Rusia, Sergei Lavrov, untuk membicarakan rincian mengenai pelaksanaan sanksi PBB itu, kata kementerian luar negeri dalam satu pernyataan. Rusia adalah anggota perundingan enam-pihak yang telah berusaha membujuk Pyongyang agar meninggalkan program senjata nuklirnya untuk ditukar dengan hadiah ekonomi dan diplomatik. Pembicaraan itu tampaknya telah memperoleh persetujuan Pyongyang tahun lalu untuk melepaskan ambisi nuklirnya, namun hancur berkeping-keping setelah Washington menjatuhkan sanksi pada sebuah bank di Macau yang mereka tuduh mencuci uang dan meloloskan uang dolar AS palsu kepada rezim Kim Jong-Il. Neskipun Rusia dan China merupakan anggota kelompok yang sangat enggan mendukung sanksi tehadap Korea Utara, keduanya memilih untuk mendukung sanksi pada resolusi Dewan Keamanan PBB, Sabtu, menyusul pengumuman Pyongyang mengenai percobaan senjata nuklir pada 9 Oktober. (*)

Copyright © ANTARA 2006