Dilaporkan oleh Hindustan Times pada Minggu (17/11), Ahli gizi senior dari Pusat Spesialisasi Diabetes Dr. Mohan, Uma Shakthy mengatakan bahwa protein adalah fondasi yang dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.
Setiap harinya, protein harus ada dalam mangkuk makanan kita sebesar 20 hingga 25 persen.
Jika tubuh tidak mendapatkan asupan protein yang cukup, seseorang akan mengalami defisiensi protein. Hal ini dapat diidentifikasi melalui sejumlah gejala tertentu.
Baca juga: Ini makanan yang dapat tingkatkan fokus saat sarapan pagi
Kelelahan misalnya, yang terjadi karena hilangnya otot, disusul oleh adanya pembengkakan pada kaki, rambut rontok, kuku rapuh sampai masalah kulit dan gigi tanggal.
Suasana hati juga akan mengalami perubahan akibat hormon menstruasi yang berubah-ubah secara tidak teratur.
Proses pencernaan, katanya, juga tertunda karena berkurangnya enzim pencernaan. Dampak lainnya berupa nyeri otot, nyeri kaki, ketidakmampuan untuk berjalan dengan mantap, sampai mengalami infeksi yang sering terjadi karena fungsi kekebalan tubuh yang terganggu.
Baca juga: Mendukung swasembada pangan lewat pemanfaatan pangan biru
“Protein sangat penting untuk membangun antibodi dan komponen kekebalan tubuh lainnya. Asupan yang rendah dapat membuat anda rentan,” ujar Shakthy.
Shakthy mengatakan untuk menangani defisiensi protein, seseorang perlu memperhatikan kebiasaan makan setiap hari. Mulailah dengan memasukkan lebih banyak makanan kaya protein ke dalam makanan dan camilan Anda setiap hari.
Bagi masyarakat yang menjalankan pola makan non-vegetarian, anda dapat mengonsumsi putih telur, ikan, dan ayam secara teratur.
Baca juga: Daftar makanan tinggi protein terbaik untuk turunkan berat badan
Daging kambing dan sapi dapat dikonsumsi dalam jumlah yang lebih sedikit karena kaya akan lemak dan dianggap sebagai protein rendah lemak dan bernilai biologis tinggi.
Sedangkan bagi para vegetarian, protein bisa didapat dari kacang-kacangan seperti almond, kenari, pista, dan kacang mede.
Biji-bijian seperti biji chia, biji labu, biji rami, semua jenis kacang-kacangan dan polong-polongan, tahu juga harus disertakan dalam makanan.
Baca juga: BRIN sebut susu ikan dapat menjadi solusi untuk mengatasi stunting
“Segenggam kacang memberi anda protein yang cukup. Namun, kacang-kacangan perlu dikonsumsi dalam jumlah sedang, dengan memperhitungkan kalorinya,” katanya.
Dari produk olahan susu, protein bisa didapat melalui paneer, dadih, dan yoghurt yang dikonsumsi secara teratur.
Jika seseorang mengalami kekurangan protein yang parah, suplemen protein dapat membantu. Mengonsumsi protein whey juga akan bermanfaat dalam kasus seperti itu.
Baca juga: Kekurangan protein bisa hambat tumbuh kembang anak
Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024