Bayangkan saja cadangan minyak bumi kita tinggal 12 tahun lagi. Sementara bahan bakar gas masih sampai 59 tahun."

Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah perlu segera mematangkan rencana konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas, kata Pakar Energi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Deendarlianto, di Yogyakarta, Selasa..

"Apabila terealisasi, konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) akan menguntungkan dari sisi ekonomi maupun sisi perlindungan energi nasional," katanya.

Menurut dia, konversi BBM ke BBG perlu segera direalisakan karena cadangan minyak bumi di Indonesia juga terbatas.

"Bayangkan saja cadangan minyak bumi kita tinggal 12 tahun lagi. Sementara bahan bakar gas masih sampai 59 tahun," kata dia.

Menurut dia, untuk segera merealisasikan konversi bahan bakar tersebut, kesiapan infrastruktur penunjang perlu secara serius dilakukan.

"Infrastruktur seperti ketersediaan konverter kit dan bengkel yang dapat melakukan pengkonversian ke BBG harus segera disiapkan," kata dia.

Sementara itu, langkah tersebut juga masih memerlukan sosialisasi yang masif kepada masyarakat karena masih banyak yang belum paham.

"Saya kira realisasi konversi BBM ke BBG yang lebih penting adalah meyakinkan konsumen bahwa BBG aman," katanya.

Selanjutnya, pemerintah, kata dia, harus mampu menjamin bahwa pasokan gas senantiasa tercukupi, dan jangan sampai ketika telah diberlakukan justru terjadi kekurangan.

"Saat ini, pasokan gas kan lebih besar untuk diekspor dibanding ke dalam, padahal ketika migrasi BBM-BBG telah berlangsung tentu akan terjadi lonjakan permintaan di kalangan masyarakat," kata dia. (LQH/I007)

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014