Kita harus mewaspadai bahaya ISIS karena ajarannya sangat ekstrem serta dapat mengancam keutuhan NKRI,"

Bandarlampung (ANTARA News) - Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengingatkan masyarakat setempat untuk mewaspadai jaringan Islamic State in Iraq and al-Sham (ISI) karena dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kita harus mewaspadai bahaya ISIS karena ajarannya sangat ekstrem serta dapat mengancam keutuhan NKRI," kata dia di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan keberadaan jaringan itu menjadi kewaspadaan nasional di Lampung karena kelompok ini akan membentuk negara Islam dan dapat mengancam keutuhan NKRI.

Menurutnya, semua elemen termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota harus membangun kewaspadaan nasional di daerah ini apabila terdapat hal-hal yang dapat mengganggu NKRI.

"Kita jangan berpikir bahwa keberadaan jaringan itu merupakan tugas dari TNI-Polri. Semua dapat berperan termasuk daerah terpencil untuk segera berkontribusi minimal memberikan informasi jika terdapat jaringan tersebut," katanya.

Ridho mengatakan bahwa semua bisa berperan untuk menjaga keutuhan NKRI, contohnya di pemerintahan provinsi seperti dinas perikanan perlu juga mengetahui apabila jaringan ISIS masuk memberikan doktrin kepada nelayan atau di wilayah nelayan tersebut dijadikan sarang untuk penyelundupan.

Menurutnya, semua elemen dapat berperan untuk menjaga bekontribusi baik langsung mapun tidak langsung untuk daya tangka ketahahan nasional.

Gubernur Lampung itu mengatakan lebih lanjut berdasarkan informasi bahwa jaringan ISIS sudah masuk ke Tanah Air sehingga perlu diwaspadai.

"Jangan sampai kita tidak peduli terhadap hal-hal yang bakal mengancam keutuhan NKRI, termasuk jaringan ISIS. Mari membangun kebersamaan mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," tambahnya.

ISIS merupakan singkatan dari "Islamic State in Iraq and al-Sham. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok militan jihad yang keberadaannya tidak diakui di dua negara itu.

Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin, Al-Qaeda di Irak, termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.
(A054/N002)

Pewarta: Agus Wirasukarta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014