"Aksi ini rencananya akan dilaksanakan pada 6 Agustus 2014 di kantor KPU Sumbar,"kata Hidayat dari tim media Prabowo-Hatta Sumbar, di Padang, Selasa.
Ia menjelaskan, belum tahu jumlah relawan dan tim kampanye yang bakal mengepung kantor KPU Sumbar tersebut.
"...tunggu sinyal dari timkamnas, meski instruksi persiapan massa sudah keluar dari tim kampanye nasional,"ungkapnya.
Dia menjelaskan aksi tersebut sebagai bentuk aksi simpati para pendukung capres cawapres Prabowo-Hatta di Sumbar, jika gugatan hasil perolehan suara pilpres atau perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) yang dimasukkan tim kampanye nasional capres cawapres Prabowo-Hatta ditolak MK.
"Aksi mengerahkan relawan dan timses itu sebagai bentuk penolakan tim kampanye Prabowo-Hatta yang berasal di koalisi tujuh parpol, terhadap pelaksanaan kecurangan pelaksanaan pilpres 9 April lalu baik yang terjadi secara nasional maupun untuk Sumbar,"ujar Hidayat.
Ia mengatakan, gugatan hasil pilpres 2014 yang juga dilakukan tim kamda Prabowo-Hatta Sumbar, materinya lebih menyinggung parsoalan dugaan pengelembungan daftar pemilih khusus tambahan (DPKtb) Pilpres.
"Sebenarnya, gugatan hasil pilpres di Sumbar yang kami ajukan bersama timkamnas lebih menyinggung soal DPKtb di beberapa kabupaten kota di Sumbar," katanya.
Ia menjelaskan, Tim melayangkan gugatan PHPU Pilpres 2014 tersebut baru untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai
"Namun seberapa besar dugaan pengelembungan jumlah pemilih yang terdapat dalam form DPKtb tersebut, itu yang belum saya dapat konfirmasi pastinya,"ungkapnya.
Sementara itu terpisah, Ketua KPU Sumbar Amnasmen mengaku tidak mengetahui bakal ada aksi pengepungan kantor KPU Sumbar oleh timkamda dan relawan Prabowo-Hatta di Sumbar.
"Ada urusan apa timkamda itu mengepung kantor KPU Sumbar. Bila persoalan hasil gugatan PHPU pilpres 2014, kan sudah dilayangkan tim capres cawapres ini ke MK dan akan dilaksanakan 6 Agustus 2014, jadi permasalahannya bukan sama KPU lagi,"katanya.
Ia menjelaskan, jika ada pengepungan di kantor KPU Sumbar terjadi, tentunya KPU akan minta bantuan aparat keamanan.
Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014