Samarinda (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Samarinda yang tahun ini hanya diikuti oleh satu pasangan calon (paslon).


"Simulasi ini penting, mengingat Pilkada Samarinda tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Melalui simulasi ini kita memperkuat peran dan pengetahuan KPPS, pengawas TPS, dan saksi," kata Plh. Ketua KPU Samarinda Arif Rakhman di Samarinda, Sabtu.

Dia menekankan pentingnya simulasi ini untuk memperkuat peran dan pengetahuan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), pengawas tempat pemungutan suara (TPS), dan saksi.

Lanjut dia, simulasi ini juga bertujuan memperkuat peran pemantau pemilu, selain peran KPPS, pengawas, dan para saksi.

Arif menjelaskan, tugas pemantau pilkada adalah memantau pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pilkada di masing-masing TPS, termasuk prosedur pemungutan suara, hasil rekapitulasi suara, serta mencatat temuan dugaan kecurangan seperti politik uang dan intimidasi kepada pemilih.

"Jika ada pemantau pemilu yang terdaftar di KPU Samarinda, maka pemantau tersebut bisa melakukan pemantauan langsung di TPS-TPS yang ada di kota Samarinda, khususnya untuk pemilihan Wali Kota Samarinda," tambah Arif.

Ia juga memaparkan perbedaan posisi tempat KPPS dalam simulasi ini. KPPS 4 dan 5 berada di depan, kemudian KPPS 1, 2, dan 3 melakukan pencatatan terhadap nama-nama di surat suara, yang nantinya melakukan pemanggilan pemilih.

"KPPS 6 mengarahkan pemilih untuk memasukkan surat suara pada tempatnya sesuai dengan pemilihan gubernur dan wakil gubernur serta wali kota dan wakil wali kota. KPPS 7 mengarahkan untuk memasukkan tangan ke dalam tinta sebagai bukti sudah menggunakan hak pilih," terang Arif.

Sementara, Plt Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menyebutkan bahwa kegiatan KPU terkait simulasi pemungutan dan perhitungan surat suara menjadi upaya memantapkan pelaksanaan pilkada serentak pada 27 November 2024.

Ia menyoroti pula rendahnya partisipasi pemilih di Samarinda pada dua edisi pilkada sebelumnya. Bahkan pada Pilkada 2020 lalu, Samarinda menjadi yang terendah dalam partisipasi hanya sekitar 52 persen.

"Oleh karena itu, mari kita sama-sama mewujudkan pilkada di Samarinda yang partisipatif, berintegritas, jujur dan adil," ajak Rusmadi.

Komisioner Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Kaltim, Abdul Qoyyim Rasyid menyatakan bahwa simulasi ini memberikan gambaran nyata kepada penyelenggara dan pemilih tentang proses pemungutan dan perhitungan suara pada saat penyelenggaraan.

"Mudah-mudahan masyarakat antusias untuk datang dan partisipasinya meningkat," ujar Abdul Qoyyim.

Qoyyim menekankan pula pentingnya bimbingan teknis (bimtek) bagi KPPS untuk mengetahui aturan main dan mekanisme pemungutan dan perhitungan suara.

"Simulasi ini juga memberikan gambaran riil yang akan kita laksanakan pada hari H. Mudah-mudahan masyarakat antusias untuk datang dan partisipasinya meningkat," ungkapnya.

Baca juga: Debat ketiga Pilkada Jakarta, Polda Metro kerahkan 1.516 personel
Baca juga: Bawaslu Banyumas pelajari LHP kampanye yang dihadiri Jokowi
Baca juga: Dukungan Anies dinilai bisa tingkatkan elektabilitas Pram-Rano

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024