"Masa yang lebih sulit menuntut kepercayaan yang lebih besar. Kita harus bergandengan tangan untuk mempromosikan globalisasi ekonomi yang inklusif dan bermanfaat bagi semua negara dan masyarakat," kata Presiden Xi Jinping dalam APEC CEO Summit, di Lima, Peru pada Jumat (15/11) sebagaimana termuat dalam laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses pada Sabtu.
APEC CEO Summit adalah bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-31 APEC yang berlangsung pada 15-16 November 2024 dengan tema "Empower Include Grow".
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama ekonomi beranggotakan 21 entitas ekonomi di kawasan Asia-Pasifik yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di kawasan.
"Pertama, kita harus menjadikan inovasi sebagai kekuatan pendorong untuk pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih kuat. Inovasi adalah sumber produktivitas," tambah Presiden Xi.
Anggota APEC diajak untuk memanfaatkan sepenuhnya kecerdasan buatan dan teknologi baru untuk memacu ekonomi dunia dan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan revolusi teknologi saat ini.
"Kemajuan dalam sains dan teknologi harus menguntungkan seluruh umat manusia. Kita harus membantu negara-negara berkembang dalam peningkatan kapasitas mereka di bidang sains dan teknologi dan mempromosikan pengetahuan dan teknologi global," ungkap Presiden Xi
Kedua, China mengajak anggota APEC untuk mengikuti perkembangan zaman dan mereformasi sistem tata kelola ekonomi global.
"Kita harus mengikuti prinsip 'merencanakan bersama, membangun bersama, dan memperoleh manfaat bersama' untuk memastikan bahwa sistem tata kelola ekonomi global lebih mencerminkan realitas baru peta ekonomi dunia," ungkap Presiden Xi.
Representasi dan suara negara-negara berkembang, ungkap Presiden Xi, harus terus ditingkatkan, dan semua negara harus dipastikan memiliki hak kesempatan dan aturan yang sama dalam menjalankan kerja sama ekonomi internasional.
"Kita harus menegakkan rezim perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO, mendorong sistem ekonomi dunia yang terbuka, dan menjaga agar rantai industri dan pasokan global tetap stabil dan lancar," tambah Presiden Xi.
Ketiga, anggota-anggota APEC diharapkan harus selalu mengambil pendekatan yang berpusat pada rakyat dan berupaya mengatasi ketidakseimbangan dalam pembangunan.
"Kemakmuran dan stabilitas global tidak dapat dicapai ketika orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Pembangunan sejati berarti pembangunan bersama semua negara, artinya kita harus memastikan kesejahteraan rakyat sambil mengupayakan pertumbuhan ekonomi, dan membina lingkungan pembangunan yang inklusif dan bermanfaat bagi semua," jelas Presiden Xi.
China berharap semua pihak akan mengambil bagian aktif dalam Prakarsa Pembangunan Global untuk membantu mempercepat pelaksanaan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan mempromosikan pembangunan yang seimbang dan penuh di semua negara.
"Globalisasi ekonomi kini terperangkap dalam tarik-menarik antara kekuatan pendukung dan penghambat, tetapi pendukung globalisasi ekonomi masih menang. Revolusi teknologi baru dan transformasi industri makin dalam, dan dunia bergerak lebih cepat untuk merangkul ekonomi digital, hijau, dan cerdas," kata Presiden Xi.
Semua hal tersebut membangun energi yang kuat untuk perjalanan globalisasi ekonomi lebih lanjut pada masa mendatang.
"Namun, kita harus mengarahkan globalisasi ekonomi ke arah yang benar. Kita harus menolak jalan yang ditempuh beberapa negara untuk mengejar dominasi dan hegemoni dan harus memastikan bahwa globalisasi ekonomi menghasilkan hal lebih positif dan masuk ke fase baru yang lebih dinamis, inklusif, dan berkelanjutan," tegas Presiden Xi.
APEC yang lahir menjelang berakhirnya Perang Dingin saat babak baru globalisasi ekonomi, kata Presiden Xi, telah memberikan kontribusi yang sangat besar untuk meningkatkan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi di Asia-Pasifik, keuntungan bersama bagi anggota-anggotanya dan kepentingan serta kesejahteraan masyarakat di kawasan.
"Ekonomi Asia-Pasifik telah mempertahankan pertumbuhan yang kuat dan menciptakan keajaiban Asia-Pasifik yang luar biasa karena komitmen kuat kita untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan, praktik berkelanjutan atas multilateralisme sejati dan regionalisme terbuka, serta keyakinan atas tren globalisasi ekonomi," kata Presiden Xi.
Presiden Xi menyebut Asia-Pasifik harus tetap menjadi lokomotif globalisasi ekonomi di masa depan dan tetap berada di jalur yang benar sambil merintis jalan baru pada saat yang sama.
"Sambil terus memperbaiki ciri khas Asia-Pasifik yaitu keterbukaan dan inklusivitas, kita harus melakukan upaya membangun citra baru untuk membina Asia-Pasifik yang hijau dan digital, membangun komunitas Asia-Pasifik dengan masa depan bersama, dan mengantar 30 tahun emas pembangunan bagi kawasan kita," ungkap Presiden Xi.
Mengutip pernyataan sarjana China kuno, Presiden Xi mengatakan "Saat memakan buah, seseorang harus mengingat pohonnya; saat meminum air, seseorang harus mengingat sumbernya".
"Pembangunan China tidak dapat dipisahkan dari Asia-Pasifik, dan pada gilirannya akan semakin menguntungkan kawasan tersebut. Seperti pepatah Amerika Latin, 'Bagai kapal yang digerakkan oleh layarnya, orang-orang terinspirasi oleh hati mereka', saya senang mengetahui bahwa 'Dari Chancay ke Shanghai' telah menjadi pepatah populer di Peru, sebagaimana kapal-kapal China yang tiba di sini lebih dari 500 tahun yang lalu," ungkap Presiden Xi.
Hal tersebut, ungkap Presiden Xi, sepenuhnya menunjukkan bahwa selama anggota-anggota APEC bertindak dalam semangat keterbukaan dan konektivitas, Samudera Pasifik yang luas akan menjadi jalan raya untuk lebih banyak kemakmuran dan pertumbuhan.
"Marilah kita tingkatkan solidaritas dan kerja sama kita, bersama-sama menghadapi tantangan global, bersama-sama membangun masyarakat dengan masa depan bersama bagi umat manusia, dan membentuk kekuatan yang perkasa untuk kesejahteraan bersama dunia dan masa depan yang lebih cerah bagi umat manusia," kata Presiden Xi.
Baca juga: Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
Baca juga: Presiden Vietnam yakin Indonesia akan unggul di kepemimpinan Prabowo
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024