Beijing (ANTARA) - Perdagangan barang antara China dan negara-negara Amerika Latin diprediksi akan tumbuh pesat, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam sebuah konferensi pers harian.

Pernyataan itu disampaikan Lin saat mengomentari tentang kerja sama perdagangan dan ekonomi antara China dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia.

Menurut sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia (Economic Commission for Latin America and the Caribbean/ECLAC) PBB, China merupakan mitra dagang yang penting sekaligus pasar ekspor dengan pertumbuhan tercepat bagi Amerika Latin dan Karibia.

Saling bermanfaat dan membuahkan hasil yang saling menguntungkan adalah prinsip utama untuk pertumbuhan hubungan antara China dan kawasan itu, kata Lin.

Dia mencatat bahwa dalam tiga kuartal pertama pada 2024, perdagangan barang antara kedua belah pihak mencapai 427,4 miliar dolar AS, yakni naik 7,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dan total untuk keseluruhan tahun ini diperkirakan akan tembus 500 miliar dolar AS.

Lin kemudian menjelaskan bahwa sejak awal abad baru, perdagangan barang antara China dengan Amerika Latin dan Karibia telah tumbuh pada tingkat yang jauh lebih cepat daripada perdagangan barang dengan dunia, yang mendasari sifat sangat komplementer dari segi ekonomi kedua pihak.

Dia juga menyebutkan bahwa Chile menjadi sumber impor buah segar terbesar kedua China, dan rantai industri energi baru China memberikan resolusi yang lebih terjangkau untuk transformasi hijau di kawasan tersebut.

Lonjakan perdagangan barang antara China dengan Amerika Latin dan Karibia didukung oleh pasar yang besar dan prospek yang cerah di antara kedua pihak, kata Lin.

"Karena China dengan Amerika Latin dan Karibia memandang satu sama lain sebagai peluang untuk pembangunan, China percaya bahwa dengan upaya bersama dari kedua belah pihak, perdagangan barang akan terus tumbuh dengan pesat dan mencapai hasil yang saling menguntungkan di level yang lebih tinggi," ujar Lin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024