Dalam laporan yang disusun Armando Manguleh, A.Md disebutkan gempa vulkanik dangkal tersebut memiliki amplitudo 3-11 milimeter, berdurasi 3-6 detik.
Terekam juga, gempa tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 15-17 milimeter, dengan durasi 70-222 detik.
Secara visual, gunung api Lokon tampak jelas, sementara asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 10-15 meter di atas puncak kawah.
Baca juga: Radius bahaya Gunung Lokon ditingkatkan jadi tiga kilometer
Baca juga: Badan Geologi catat 314 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Lokon
Dalam laporan juga disebutkan tingkat aktivitas Gunung Lokon berada pada level tiga siaga.
Beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi yaitu masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati dan melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari kawah Tompaluan (pusat aktivitas).
Jika terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Masyarakat diharapkan mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim hujan.
Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik secara visual dan instrumental yang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik, Badan Geologi menaikkan tingkat aktivitas Gunung Lokon dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) terhitung mulai tanggal 10 November 2024 pukul 22:00 WITA.
Sebelumnya, pada tanggal 21 Agustus 2023 pukul 12:00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Lokon diturunkan dari level III (siaga) ke level II (waspada) hingga 9 November 2024.
Baca juga: Kegempaan Gunung Lokon meningkat, PVMBG imbau warga patuhi rekomendasi
Baca juga: Gempa vulkanik Gunung Lokon di Tomohon meningkat
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024