Kami nonton ini sekaligus dukung timnas, jadi kalah atau menang tetap dukung IndonesiaLarantuka (ANTARA) - Warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat antusias mengikuti nonton bareng pertandingan tim nasional Indonesia melawan Jepang pada laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Jumat malam.
Sejumlah warga yang mengungsi di Pos Lapangan Pengungsian Lewolaga SMAN 1 Titehena, NTT, mengaku terhibur menonton laga yang dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tersebut.
"Nonton bareng ini pertama kali digelar, sangat menghibur kami yang tengah dilanda bencana alam dan terpaksa mengungsi," kata seorang pengungsi asal Desa Dulipali Agustinus Bola Kedang (47).
Walaupun Indonesia harus menelan kekalahan dengan skor 4-0 dari Jepang, lanjut dia, warga selalu memberikan dukungan kepada tim Garuda.
Baca juga: Indonesia kalah empat gol tanpa balas dari Jepang
Baca juga: Indonesia kalah empat gol tanpa balas dari Jepang
"Kami nonton ini sekaligus dukung timnas, jadi kalah atau menang tetap dukung Indonesia," ujarnya.
Pantauan ANTARA di lokasi nonton bareng pada pukul 20.30 Wita para pengungsi yang terdiri dari anak-anak, pemuda dan lansia terus berdatangan dari dalam tenda dan ruang kelas untuk menyaksikan pertandingan sepak bola itu.
Sempat terjadi hujan gerimis sekitar 20 menit dan aktivitas nonton dilakukan dalam tenda, namun keadaan itu tidak menyurutkan antusiasme warga untuk menonton laga Indonesia melawan Jepang.
Baca juga: Kalah dari Jepang, Erick : Mohon maaf kalau mengecewakan hasilnya
Sementara itu, berdasarkan data pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur terdapat sebanyak enam Pos Lapangan (Poslap) Pengungsian di daerah itu.
Hingga Kamis pukul 20.00 Wita, tercatat sebanyak 1.748 orang pengungsi di Poslap Konga, 759 orang pengungsi di Poslap Bokang, 1.641 orang pengungsi di Poslap Lewolaga, 1.091 orang pengungsi di Puslap Eputobi, 655 orang pengungsi di Poslap Kobasoma dan 365 orang pengungsi di Poslap Ile Gerong.
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024