Jakarta (ANTARA News) - PT Adaro Energy Tbk pada kuartal II-2014 telah memproduksi batu bara sebanyak 13,84 juta ton atau meningkat tiga persen dibandingkan periode sama tahun lalu 13,52 juta ton.

"Dengan demikian, perseroan berada pada posisi yang tepat untuk mencapai target tahunan sebesar 54-56 juta ton untuk tahun 2014," kata Head of Investor Relations & Corporate Secretary Adaro Energy Tbk Cameron Tough dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Cameron Tough menyebutkan, walaupun pasar batu bara saat ini masih lemah, namun perseroan tetap mendapatkan permintaan yang solid selama kuartal ini. Adaro dapat menjual 14,47 juta ton, atau naik empat persen dari tahun sebelumnya.

"Pada tahun ini, kami tetap fokus untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, mempertahankan pasokan batu bara yang andal bagi para pelanggan dan menjaga neraca yang kokoh," katanya.

Pada kuartal ini, lanjut dia, tambang batu bara Balangan (Kalsel, red) mulai beroperasi secara komersial dengan menjual 53.274 ton ke pelanggan di Thailand. Sementara produksinya mencapai 77.335 ton.

Ia menjelaskan bahwa Balangan Coal diproduksi PT Semesta Centramas (SCM), yang merupakan salah satu dari tiga perusahaan pemegang izin pertambangan batu bara yang diakuisisi perseroan dengan porsi kepemilikan 75 persen pada tahun 2013.

"Balangan Coal memiliki karakteristik tingkat polutan rendah, mirip dengan Envirocoal," paparnya.

Presiden Direktur & CEO Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menambahkan bahwa kedekatan geografis dengan infrastruktur yang ada, didukung kualitas batu bara yang baik dan belanja modal yang rendah telah memungkinkan perseroan untuk mengembangkan aset.

"Hal ini merupakan satu langkah lebih maju dalam upaya mencapai target jangka menengah dan mempertahankan keandalan pasokan bagi para pelanggan. Walaupun masih terjadi penurunan siklikal, model bisnis Adaro tetap kokoh dan kami terus menciptakan nilai maksimum yang berkelanjutan dari batu bara Indonesia," katanya.

Per akhir Juni 2014, tercatat kapitalisasi pasar Adaro Energy sebesar 3,27 miliar dolar AS, atau naik 18 persen dari 2,76 miliar dolar AS per akhir Maret 2014. Pada kuartal ini, harga saham Adaro berkisar antara Rp940-Rp1.325 per lembar saham.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan GIC tetap merupakan pemegang saham publik terbesar dengan masing-masing porsi kepemilikan 3,11 persen dan 1,56 persen. (ZMF/T007)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014