Hari ini anak-anak kami ajak berlatih untuk memainkan alat musik Angklung agar mereka mengenal warisan budaya yang ada di Indonesia
Madiun (ANTARA) - Sejumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Nambangan Lor Kota Madiun Jawa Timur memperingati Hari Angklung Sedunia yang jatuh setiap tanggal 16 November, sebagai upaya melestarikan budaya Tanah Air yang telah dikenal internasional.

Kepala SDN 01 Nambangan Lor Endah Wahyulis Hidayati di Madiun Jumat mengatakan, angklung merupakan alat musik dari Sunda, Jawa Barat yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan dari Indonesia sejak tahun 2010.

Sebagai bentuk penghormatan sekaligus upaya pelestarian budaya warisan bangsa, pihaknya mengajak siswa untuk memperingati Hari Angklung Sedunia.

"Hari ini anak-anak kami ajak berlatih untuk memainkan alat musik Angklung agar mereka mengenal warisan budaya yang ada di Indonesia," ujar Endah.

Melalui kegiatan itu, anak-anak dikenalkan oleh guru tentang angklung dan sejarahnya, kemudian memainkannya bersama.

Sesuai informasi, angklung berasal dari bahasa Sunda "angkleung-angkleungan". Yaitu, gerakan pemain angklung yang membentuk suara "klung". Alat musik tersebut terbuat dari dua atau empat tabung bambu yang disusun dalam bingkai bambu. Setiap tabung dipangkas dengan hati-hati oleh perajin angklung agar menghasilkan nada tertentu. Kemudian, diikat dengan tali rotan.

Sejarah penggunaan angklung di Jawa Barat sendiri tercatat dimulai pada masa Kerajaan Sunda, yakni pada sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Permainan angklung pada era itu dilakukan untuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang dari Dewi Sri, yakni Dewi Kesuburan atau Dewi Padi.

Kini, alat musik angklung semakin populer dan menjadi alat diplomasi budaya dan sudah terkenal hingga di tingkat internasional.

Karena itu, Endah berharap para siswa bisa menjadi generasi yang memahami akan budaya Nusantara. Serta, mampu menjadi penerus bangsa yang melestarikan adat budaya bangsa.Termasuk alat kesenian dan budaya lainnya.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024