"Ini kedua kalinya kami menyelenggarakan tradisi ziarah ini, gunanya untuk mengingatkan kembali karya dan peran tokoh terhadap bangsa. Salah satunya Pak Husein Mutahar yang perannya sangat berhubungan dengan kegiatan di Kemenpora yaitu paskibraka," kata Roy.
Ia juga menuturkan, Husein Mutahar yang pernah menjadi pejabat kepemudaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan era 1960-an itu punya peran vital dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.
"Beliau ini dulunya adalah penyelamat bendera pusaka, yang dijahit Bu Fatmawati agar tidak diambil Belanda. Ia waktu itu memisahkan bendera lalu menyatukannya kembali agar tidak direbut penjajah," katanya.
Menurut Roy, selain Husein Mutahar, ada beberapa tokoh yang juga diangkat namanya untuk kegiatan ziarah rutin seperti Raden Maladi (mantan Menpora) dan Soegondo Djojopuspito (ketua panitia kongres pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda).
"Ini upaya kita untuk menghormati pahlawan. Insya Allah bentuknya nanti kita akan lembagakan," ujarnya.
Menpora dan istri berziarah ke pusara Husein Mutahar ditemani sejumlah pejabat Kemenpora dan sejumlah pembina Purna Paskibraka Indonesia (PPI), anggota Paskibraka aktif, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Pramuka.
Ia berharap, pemerintah yang akan datang bisa melanjutkan tradisi ziarah ke makam pahlawan sebagai upaya memperkenalkan mereka kepada generasi muda.
"Semoga menteri mendatang juga bisa meneruskan tradisi ini, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya," tutupnya.
Husein Mutahar dikenal sebagai pencipta lagu "Syukur", "Hari Merdeka", dan "Dirgahayu Indonesiaku". Ia dianggap sebagai penggagas Paskibraka atas idenya membentuk pasukan khusus pengibar bendera pusaka yang terdiri dari pemuda seluruh Indonesia.
Ia meninggal dunia 9 Juni 2004 dalam usia 87 tahun di Jakarta. Meski menyandang gelar kehormatan "Mahaputera" dan "Bintang Gerilya", ia menolak dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata dan dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
(A062/Y008)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014