"Prestasi ini merupakan bukti komitmen Universitas Andalas dalam mendukung pengembangan riset-riset unggulan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan bangsa," kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Jumat.
Atas pencapaian Dr. Makky tersebut, eks Konsultan Bank Dunia itu berharap dapat menjadi inspirasi dan penyemangat bagi para peneliti lainnya untuk bisa semakin memperkuat peran riset dalam meningkatkan daya saing Indonesia.
Ia mengatakan dengan masuknya Dr. Makky ke dalam jajaran top 100 ilmuwan di tanah air tersebut, maka kontribusi dosen Fakultas Teknologi Pertanian Unand juga akan semakin diakui, tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di kancah internasional.
Dr. Makky menempati peringkat Ke-63 dari 105.704 peneliti yang dinilai di Indonesia mewakili 2.239 institusi yang tercantum dalam pemeringkatan AD Scientific Index 2025 tersebut. Posisi itu semakin mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu peneliti khususnya dalam bidang-bidang yang mencakup minyak sawit, otomasi, visi mesin dan spektroskopi.
Termasuk pula nondestructive testing atau teknik pengujian dan analisis untuk mengevaluasi sifat-sifat komponen, material, struktur serta sistem tanpa merusak benda uji yang merupakan fokus utama dari riset Dr. Makky.
Baca juga: Dosen USK ciptakan alat pemberian pakan udang berbasis tenaga surya
Sebelumnya Dr. Makky juga pernah terpilih sebagai US-ASEAN Science and Technology Fellowship pada 2018, penerima Mahakarya Sawit Indonesia pada 2018 dan 2019 serta sebagai kelompok kerja ahli ketahanan pangan Kementerian Pertanian maupun kelompok kerja ahli pangan Badan Pangan Nasional.
Dengan spesialisasi yang mencakup teknologi terbaru dan penerapan inovasi pada sektor pertanian, Makky tidak hanya mendorong kemajuan teknologi dalam pengolahan kelapa sawit dan automasi pertanian, tetapi juga mengembangkan metode ramah lingkungan melalui teknologi pengujian nondestruktif.
Tambahan informasi, AD Scientific Index merupakan pemeringkatan tingkat dunia untuk ilmuwan dan perguruan tinggi berdasarkan kinerja publikasi. Pada 2025, AD Scientific Index menghimpun data dari 24.327 institusi dan 2.395.180 ilmuwan yang berasal dari 220 negara dengan 197 disiplin ilmu.
Hal ini merupakan metrik yang mengukur jumlah karya ilmiah terindeks dan seberapa sering karya tersebut disitasi oleh peneliti lain di tingkat global.
Baca juga: Dosen UIN KHAS Jember perkuat kolaborasi akademik Indonesia-Maroko
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024