Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah secara resmi menutup dua bandara yaitu Sultan Thaha, Jambi dan Supadio, Pontianak karena gangguan kabut asap. "Kami sudah keluarkan `Notam` (Notice to Airman) atau himbauan kepada penerbang yang dikeluarkan hari ini (18/10), disebutkan Bandara Sultan Thaha ditutup sampai besok pukul 07.00 WIB dan Supadio ditutup sampai lusa pukul 07.00 WITA," kata Dirjen Perhubungan Udara, Dephub, M. Iksan Tatang di Jakarta, Rabu. Dijelaskannya, Sultan Thaha ditutup sejak pagi ini (18/10) karena jarak pandangnya 400 meter. Sedangkan untuk Supadio jarak pandangnya hanya 300 meter. "Satu lagi Tjilikriwut jarak pandangnya 500 meter ditutup pihak otoritas bandara setempat, tetapi Notamnya belum keluar" katanya. Tatang menjelaskan, penutupan tersebut dilakukan untuk mengutamakan keselamatan penerbangan. Jarak pandang tersebut dinilai sudah sangat membahayakan karena di bawah toleransi normal yaitu 800 meter. "Kondisinya jarak pandangnya semakin memburuk," ujarnya. Penutupan ini juga merupakan rekomendasi dari pihak pengelola bandara setempat. Departemen Perhubungan kemudian menanggapinya dengan mengeluarkan notam untuk diberitahukan kepada perusahaan penerbangan. Ia juga mengatakan, pemerintah sudah menghimbau kepada setiap maskapai yang melayani rute ke dua rute tersebut untuk memberi dua opsi kepada penumpang yang telah memiliki tiket. Opsi pertama yaitu mengembalikan uang secara penuh atas tiket yang sudah dibeli. "Opsi berikutnya yaitu menawarkan penerbangan ke kota terdekat," katanya. Sementara itu, maskapai penerbangan Adam Air mengumumkan penghentian penerbangan untuk rute penerbangan Jambi dan Pontianak sampai tanggal 19 Oktober. Menurut manajemen perusahaan Adam Air, alasan penghentian penerbangan tersebut adalah untuk menjaga keselamatan penerbangan. Selain Adam Air, maskapai penerbangan Batavia Air juga telah menghentikan penerbangan ke Jambi dan Pontianak sampai tanggal 31 Oktober 2006. Direktur Komunikasi AdamAir Dave Laksono mengatakan, akibat penghentian penerbangan kedua rute tersebut, pihaknya kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp3 miliar. Ia juga menambahkan, untuk dua rute tersebut, AdamAir melayani dua kali penerbangan untuk masing-masing rute tersebut. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006