Neraca Perdagangan Indonesia sudah membukukan surplus selama 54 bulan berturut-turut terhitung sejak Mei 2020Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Neraca Perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus, yaitu sebesar 2,48 miliar dolar AS pada Oktober 2024.
“Neraca Perdagangan Indonesia sudah membukukan surplus selama 54 bulan berturut-turut terhitung sejak Mei 2020,” ujar Pelaksana tugas Kepala BPS Amalia Adiningrat Widyasanti di Jakarta, Jumat.
Capaian surplus pada Oktober 2024 baik secara bulanan maupun tahunan tercatat lebih rendah yakni pada September 2024 sebesar 3,26 miliar dolar AS, sementara pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,48 miliar dolar AS.
Secara kumulatif, neraca perdagangan barang Januari hingga Oktober tercatat sebesar 24,34 miliar dolar AS, capaian ini juga tergolong rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu membukukan 31,22 miliar dolar AS
Surplus secara bulanan ditopang oleh nilai ekspor yang dibandingkan dengan impor. Adapun ekspor pada Oktober 2024 tercatat sebesar 24,41 miliar dolar AS atau meningkat 10,69 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Secara kumulatif dari Januari-Oktober 2024, ekspor Indonesia sebesar 217,24 miliar naik 10,25 persen dibanding tahun sebelumnya,” katanya.
Adapun industri manufaktur atau pengolahan menjadi penyumbang ekspor terbesar.
Baca juga: Rupiah merosot menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia
Baca juga: Kemenkeu: Berlanjutnya surplus neraca dagang sinyal ekonomi tangguh
Pihaknya juga melaporkan nilai impor pada Oktober 2024 sebesar 21,94 miliar dolar AS dan secara kumulatif sebesar 192,82 miliar dolar AS. Kemudian nilai impor secara bulanan maupun tahunan juga naik 16,54 persen dan 17,49 persen.
Kenaikan impor ditopang atas bahan aku penolong yang memberikan kontribusi terbesar pada lonjakan impor secara bulanan dan tahunan.
Surplus pada Oktober juga ditopang oleh komoditas non migas yang meliputi bahan bakar mineral, lemak, minyak hewan atau nabati serta besi dan baja.
Kemudian neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit 2,31 miliar dolar AS yang disumbangkan oleh hasil minyak dan minyak mentah.
BPS juga melaporkan Indonesia membukukan surplus perdagangan barang dengan beberapa negara dan tiga terbesar di antaranya adalah dengan India sebesar 1,55 miliar dolar AS, dengan Amerika Serikat tercatat surplus 1,52 miliar dolar AS dan dengan Filipina surplus sebesar 0,8 miliar dolar AS.
Baca juga: BPS catat neraca perdagangan RI surplus selama 53 bulan beruntun
Baca juga: BI: Surplus neraca perdagangan memperkuat ketahanan eksternal ekonomi
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024